Semarang, Antaranews Jateng - Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah Kiai Haji Yusuf Chludori menegaskan bahwa pendidikan agama di pondok pesantren dinilai efektif dalam menangkal radikalisme dan terorisme yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
    "Kalau hari ini teroris sudah merekrut anak anak kita, mutlak bagi kita memasukkan anak anak kita di pondok pesantren. Mereka harus kita didik untuk mendapatkan pemahaman agama yang benar," kata pria yang akrab disapa Gus Yusuf di Semarang, Senin.
     Menurut dia, dalam konteks bela bangsa dan cinta tanah air, anak anak juga harus diajarkan "hubbul wathon minal iman".
     "Cinta tanah air adalah bagian dari iman, anak-anak jangan cuma sekolah formal saja karena terbukti rohis-rohis di SMU juga banyak yang tertulari paham-paham radikalisme terutama melalui kajian-kajian keagamaan seperti besok di bulan Ramadan," ujarnya.
     Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang ini juga meminta agar generasi muda yang sudah terjebak dalam gerakan radikal dan terorisme harus direhabilitasi di pondok pesantren sebagai upaya penyelamatan serta penyadaran.
     Penanganan terorisme, kata Gus Yusuf, juga harus dilakukan secara bersama-sama karena tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah dan unsur kekuatan tertentu saja.
     Dari sisi hukumnya, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang sebaiknya segera diterbitkan untuk menggantikan RUU Terorisme yang tidak kunjung disahkan oleh kalangan DPR RI.
     Terkait hal itu, Gus Yusuf mengaku akan memberi masukan ke Fraksi PKB DPR RI untuk segera menyelesaikan RUU Terorisme.
     Dalam kesempatan tersebut, Gus Yusuf menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban ledakan bom bunuh diri yang terjadi berurutan di sejumlah gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur.
     Gus Yusuf juga prihatin dengan pelibatan perempuan dan anak-anak dalam aksi bom bunuh diri itu oleh para pelaku teror.
     "Saya kira ini memprihatinkan, bayangkan perempuan dari Temanggung bawa senjata tajam menyerang Mako Brimob, mereka mahasiswa dan pelaku di Surabaya adalah perempuan. Ini sungguh darurat," katanya.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024