Purwokerto (Antaranews Jateng) - Pengelola objek pariwisata bisa memanfaatkan momentum bulan Ramadhan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, kata Pengamat Pariwisata Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru.

"Meskipun bulan puasa, aktivitas wisata biasanya tetap dapat berjalan," katanya di Purwokerto, Kamis.

Kendati demikian, tambah dia, tidak semua objek dan daya tarik wisata dapat ditawarkan saat Ramadhan, khususnya wisata kuliner pada siang hari.

"Namun, bukan berarti bulan puasa aktivitas wisata tidak dapat berjalan. Hanya, saja perlu dipertimbangkan motif kunjungan wisata, utamanya bagi umat muslim," katanya.

Dia menjelaskan, saat pagi hingga sore biasanya akan dimanfaatkan untuk ngabuburit, sedangkan malam hari biasanya digunakan untuk wisata kuliner dan belanja.

"Objek wisata yang biasa dikunjungi pagi sampai sore adalah objek-objek wisata, seperti wisata religi di masjid yang punya nilai sejarah dan budaya, gedung bioskop, perpustakaan atau galeri, museum, sarana rekreasi, dan lain sebagainya," katanya.

Sedangkan pada malam hari, tempat-tempat seperti pusat kuliner dan pusat perbelanjaan akan ramai dikunjungi.

Untuk menarik minat wisatawan, kata dia, pengelola objek wisata perlu memperhatikan sejumlah hal.

"Pertama agar menciptakan suasa Ramadhan di masing-masing objek. Misalnya dengan menyiapkan kemudahan bagi wisatawan untuk menjalankan ibadah sholat, dengan menata atau menambah tempat sholat di objek wisata," katanya.

Kedua, menyediakan tempat-tempat untuk istirahat atau berteduh bagi wisatawan.

Ketiga, menyediakan bahan bacaan buku atau majalah yang bernuansa religius di tempat-tempat istirahat.

Keempat, mengadakan kegiatan atau menyuguhkan atraksi hiburan yang sesuai dengan nuansa Ramadhan di objek wisata.

Kelima, memberi diskon atau harga khusus masuk objek wisata selama bulan Ramadhan.

"Keenam, jika memungkinkan, objek wisata yang jam bukanya sampai malam, tidak ada salahnya menyediakan minuman atau makanan ringan untuk buka puasa bagi wisatawan secara cuma-cuma. Hal itu bisa dipandang sebagai bentuk penghormatan pengelola kepada wisatawan yang berpuasa serta dapat dipandang sebagai `investasi religius`," katanya.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024