Solo (Antaranews Jateng) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyatakan program Indofood Riset Nugraha (IRN) yang diselenggarakan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk mampu membentuk generasi muda berkualitas melalui dukungannya dalam penelitian mahasiswa.
"Sebagai perusahaan besar, Indofood tidak hanya mementingkan bisnis tetapi juga memikirkan generasi muda ke depan," kata Rektor UNS Ravik Karsidi pada sosialisasi Program IRN di Gedung Pascasarjana FKIP UNS Solo, Senin.
Melihat adanya dukungan yang begitu besar dari Indofood, pihaknya berharap agar mahasiswa makin termotivasi untuk melakukan penelitian khususnya terkait sumber daya lokal.
"Bahan untuk penelitian bisa jagung, gandum, ketela pohon, ketela rambat. Dalam hal ini, Indofood akan memberikan dukungan atas riset para mahasiswa untuk selanjutnya dapat dihubungkan dengan tugas akhir," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pakar Program Indofood Riset Nugraha FG Winarno mengatakan program tersebut berangkat dari keprihatinan Indofood pada tahun 1998 di mana terjadi tsunami ekonomi di seluruh Asia.
"Waktu itu banyak mahasiswa S1 yang tidak mampu menyelesaikan penelitiannya. Saya sebagai dosen IPB memberitahu ke Indofood apa yang bisa dilakukan untuk membantu pendidikan di Indonesia, salah satunya yaitu diberikan bantuan uang untuk melancarkan penelitian mereka," katanya.
Ia yang di kemudian hari ditunjuk untuk memimpin program IRN meminta kepada Indofood jangan hanya melakukan program sementara tetapi seterusnya.
"Indofood berjanji setiap tahun melakukan program ini dan ternyata dibuktikan hingga sekarang. Sampai saat ini banyak mahasiswa yang terbantu," katanya.
Untuk dana penelitian, dikatakannya, setiap peneliti tidak memperoleh besaran yang sama. Menurut dia, besar kecilnya dana penelitian tergantung dari kesulitan proses penelitian itu sendiri.
"Ada yang dapatnya Rp30 juta, ada yang dapatnya Rp75 juta. Tergantung dari proses penelitian yang dilakukan. Secara keseluruhan dana yang disiapkan sekitar Rp2-3 miliar/tahun," katanya.
Sementara itu, Head of Corporate Communications PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus lndrayana mengatakan riset merupakan instrumen penting untuk kemajuan suatu bangsa.
"Kami melihat minat riset di kalangan generasi muda Indonesia masih perlu ditingkatkan. OIeh karena itu, melalui program lRN ini Indofood mendorong mahasiswa untuk menuangkan ide, inovasi, dan kreativitasnya ke dalam sebuah penelitian unggul khususnya dalam mengembangkan keanekaragaman pangan yang berbasis kearifan lokal dan pada akhirnya dapat mendukung kemandirian pangan nasional," katanya.
Ia mengatakan sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2006, program IRN telah menerima sekitar 4.700 proposal dan mendanai Iebih dari 700 penelitian mahasiswa.?
"Ke depan kami akan terus mengembangkan program IRN seperti memperluas bidang penelitian, komoditas atau objek penelitian hingga `coaching clinic` bagi mahasiswa. Mulai tahun lalu, selain bantuan dana dan bimbingan teknis yang dilakukan oleh para pakar, IRN menetapkan tiga peneliti terbaik dari 58 proposal penelitian yang didanai program ini," katanya.
Menurut dia, penilaian dilakukan oleh Dewan Pakar IRN yang meliputi tiga aspek yaitu kualitas penelitian, proses penelitian, dan penampilan peneliti dalam mempresentasikan penelitiannya.
"Untuk periode 2018, kami juga akan memilih tiga peneliti terbaik program IRN. Para pemenang diberikan kesempatan mengikuti `scientific tour` ke Singapura untuk melihat dan mengamati proses penelitian dan prasarana penelitian di sana yang mumpuni," katanya.
"Sebagai perusahaan besar, Indofood tidak hanya mementingkan bisnis tetapi juga memikirkan generasi muda ke depan," kata Rektor UNS Ravik Karsidi pada sosialisasi Program IRN di Gedung Pascasarjana FKIP UNS Solo, Senin.
Melihat adanya dukungan yang begitu besar dari Indofood, pihaknya berharap agar mahasiswa makin termotivasi untuk melakukan penelitian khususnya terkait sumber daya lokal.
"Bahan untuk penelitian bisa jagung, gandum, ketela pohon, ketela rambat. Dalam hal ini, Indofood akan memberikan dukungan atas riset para mahasiswa untuk selanjutnya dapat dihubungkan dengan tugas akhir," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pakar Program Indofood Riset Nugraha FG Winarno mengatakan program tersebut berangkat dari keprihatinan Indofood pada tahun 1998 di mana terjadi tsunami ekonomi di seluruh Asia.
"Waktu itu banyak mahasiswa S1 yang tidak mampu menyelesaikan penelitiannya. Saya sebagai dosen IPB memberitahu ke Indofood apa yang bisa dilakukan untuk membantu pendidikan di Indonesia, salah satunya yaitu diberikan bantuan uang untuk melancarkan penelitian mereka," katanya.
Ia yang di kemudian hari ditunjuk untuk memimpin program IRN meminta kepada Indofood jangan hanya melakukan program sementara tetapi seterusnya.
"Indofood berjanji setiap tahun melakukan program ini dan ternyata dibuktikan hingga sekarang. Sampai saat ini banyak mahasiswa yang terbantu," katanya.
Untuk dana penelitian, dikatakannya, setiap peneliti tidak memperoleh besaran yang sama. Menurut dia, besar kecilnya dana penelitian tergantung dari kesulitan proses penelitian itu sendiri.
"Ada yang dapatnya Rp30 juta, ada yang dapatnya Rp75 juta. Tergantung dari proses penelitian yang dilakukan. Secara keseluruhan dana yang disiapkan sekitar Rp2-3 miliar/tahun," katanya.
Sementara itu, Head of Corporate Communications PT Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus lndrayana mengatakan riset merupakan instrumen penting untuk kemajuan suatu bangsa.
"Kami melihat minat riset di kalangan generasi muda Indonesia masih perlu ditingkatkan. OIeh karena itu, melalui program lRN ini Indofood mendorong mahasiswa untuk menuangkan ide, inovasi, dan kreativitasnya ke dalam sebuah penelitian unggul khususnya dalam mengembangkan keanekaragaman pangan yang berbasis kearifan lokal dan pada akhirnya dapat mendukung kemandirian pangan nasional," katanya.
Ia mengatakan sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2006, program IRN telah menerima sekitar 4.700 proposal dan mendanai Iebih dari 700 penelitian mahasiswa.?
"Ke depan kami akan terus mengembangkan program IRN seperti memperluas bidang penelitian, komoditas atau objek penelitian hingga `coaching clinic` bagi mahasiswa. Mulai tahun lalu, selain bantuan dana dan bimbingan teknis yang dilakukan oleh para pakar, IRN menetapkan tiga peneliti terbaik dari 58 proposal penelitian yang didanai program ini," katanya.
Menurut dia, penilaian dilakukan oleh Dewan Pakar IRN yang meliputi tiga aspek yaitu kualitas penelitian, proses penelitian, dan penampilan peneliti dalam mempresentasikan penelitiannya.
"Untuk periode 2018, kami juga akan memilih tiga peneliti terbaik program IRN. Para pemenang diberikan kesempatan mengikuti `scientific tour` ke Singapura untuk melihat dan mengamati proses penelitian dan prasarana penelitian di sana yang mumpuni," katanya.