Kudus (Antaranews Jateng) - Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwarnai dengan aksi unjuk rasa sejumlah warga yang tergabung dalam Konsorsium Masyarakat Untuk Kudus Bersih (KMKB), Rabu.

Aksi unjuk rasa puluhan warga pada Rabu pukul 09.30 WIB tersebut, digelar di Jalan Sunan Kudus pada pukul karena di Alun-alun Kudus masih berlangsung perayaan Hari Pendidikan Nasional yang dilanjutkan dengan kirab dari masing-masing sekolah di Kudus.

Para pengunjuk rasa juga mengusung spanduk bertuliskan "anggaran pendidikan ajang proyek gratifikasi dan korupsi" serta sejumlah poster bertuliskan "oemar bakri telah mati berburu sertifikasi, mengecam keras politisasi pendidikan, Pemkab Kudus gagal wujudkan pendidikan berakhlak mulia, sejahterakan para guru madrasah diniyah karena mereka pejuang sejati".

Selain itu, para pengunjuk rasa juga mengusung keranda bertuliskan "matinya keteladanan pejabat Kudus"

Sekitar pukul 10.00 WIB, para pengunjuk rasa akhirnya bisa melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Alun-alun Kudus, tepatnya di perempatan Jalan Jenderal Sudirman, sedangkan pada waktu yang sama tengah melintas para siswa yang mengikuti kirab.

"Pemerintah Kabupaten Kudus agar lebih memperhatikan dengan seksama untuk menata pendidikan tanpa ada dekotomi swasta, negeri maupun agama dengan menyediakan anggaran yang seimbang dan berkeadilan serta mengedepankan nilai-nilai akhlakul karimah," ujar salah satu orator aksi Sururi Mujib yang juga Koordinator KMBK di Kudus, Rabu.

Menurut dia Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus dalam mengelola pendidikan banyak menuai persoalan dan protes masyarakat.

Di antaranya, kata dia, terkait penerimaan murid baru setiap tahun pelajaran, rehab gedung sekolah, penambahan kelas baru, kegiatan pembangunan sarana pendidikan, mutasi pegawai kependidikan, dan pembangunan sarana olahraga.

Bahkan, lanjut dia, mereka diduga lebih fokus mengurus bangunan dan proyek-proyek fisik yang ada karena diduga lebih menguntungkan secara finansial untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.

Akibatnya, kata dia, kuwalitas pendidikan terabaikan dan upaya pengembangan sumber daya manusia nyaris tidak terdengar dan tidak mempunyai prestasi yang membanggakan.

"Kalaupun ada sekolah dan murid yang berprestasi, bukanlah atas bimbingan dari dinas yang ada, melainkan karena kualitas yang bersangkutan dan mendapat dukungan dari sekolahnya," ujarnya.

Ia juga mengkritisi oknum di Dinas Pendidikan pada momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang lebih sibuk mengkondisikan para tenaga pendidik untuk membantu dan mendukung calon tertentu.

Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, maka KMKB mengutuk keras kepada semua pejabat yang ada di Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga yang melakukan kegiatan politik praktis di institusi pendidikan dengan mengarahkan atau memihak calon bupati dan wakil bupati tertentu dalam Pilkada Kudus 2018.

KMKB juga mendesak aparat penegak hukum agar segera menindaklanjuti dugaan penyimpangan proyek atau rehab pembangunan gedung sekolah, pungli, dan lainnya, termasuk adanya dugaan mafia anggaran yang ada di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga.

Peringatan Hardiknas tahun ini, cukup meriah karena diwarnai dengan kirab dari masing-masing sekolah, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga SMA ikut serta dalam kirab yang dipusatkan di Alun-alun Kudus.

Masing-masing sekolah menampilkan beragam pertunjukkan, mulai dari drum band, hanya sekadar membawa poster yang berisi tulisan dukungan terhadap dunia pendidikan, serta memakai pakaian adat khas Kudus hingga ada yang memakai gaun unik yang merupakan hasil karya siswa.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024