Semarang (Antaranews Jateng) - Ribuan siswa dari sembilan sekolah menengah atas (SMA) diedukasi tentang ekonomi syariah oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo).

"Ini merupakan rangkaian menuju Festival Ekonomi Syariah pada tanggal 2 s.d. 4 Mei 2018," kata Kepala Grup Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra di Semarang, Kamis.

Hal tersebut diungkapkannya di sela kegiatan edukasi ekonomi syariah bertema "Hari Edukasi Ekonomi Syariah" di SMA Negeri 1 Semarang diikuti oleh sebanyak 451 siswa.

Kegiatan Hari Edukasi Ekonomi Syariah itu, kata Rahmat, dilakukan dengan memberikan edukasi ekonomi syariah secara serentak di sekolah-sekolah, khususnya jenjang SMA sederajat.

"Ada 23 SMA sederajat di berbagai daerah di Jateng, sementara di Semarang ada sembilan sekolah. Tidak hanya sekolah-sekolah Islam, seperti madrasah, tetapi juga sekolah umum. Bahkan, sekolah kristen," katanya.

Sembilan sekolah itu, yakni SMAN 1, SMAN 3, SMAN 6, SMA Nasima, SMA Islam Hidayatullah, SMA Karangturi, Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Penerbad, SMK Baiturahman, dan SMK Muhammadiyah 2 Semarang.

Untuk peserta di Kota Semarang, ada 2.151 siswa dari total 6.251 siswa di 23 sekolah, seperti Kendal (190 siswa), Pati (200 siswa), Banyumas (1.000 siswa), Surakarta (1.450 siswa), dan Kota Tegal (1.250 siswa).

Menurut dia, ekonomi syariah bukan sistem ekonomi yang bersifat eksklusif untuk umat Islam, melainkan sistem yang terbuka tanpa memandang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Setidaknya ada lima prinsip ekonomi syariah, yakni `benevolent`, `responsibility`, `unity`, `freewill`, dan `equilibrium`. `Benevolent`, misalnya, bagaimana sikap dan perilaku benar dalam berbagai prosesnya," katanya.

Artinya, kata dia, berbagai proses dalam ekonomi syariah harus dilakukan secara benar, mulai transaksi, memperoleh komoditas, mengembangkan produk, hingga mendapatkan keuntungan.

Diakuinya, perbankan syariah di Indonesia selama ini memang masih agak lambat perkembangannya karena asetnya baru sekitar 6 persen dari total aset perbankan di Indonesia.

"Namun, kalau ekonomi syariah sudah banyak dilakukan. Makanya, kami akan menggandeng kalangan pesantren dengan harapan bisa makin menumbuhkan ekonomi syariah di Indonesia," kata Rahmat.

Sementara itu, Wakil Kepala SMAN 1 Semarang Bidang Kehumasan Masrokhan mengapresiasi kegiatan tersebut karena bisa mengenalkan kepada siswa mengenai sistem ekonomi syariah.

"Positif sekali kegiatan ini. Apalagi, materi yang disampaikan terkait dengan mata pelajaran yang ada di SMA, khususnya Ekonomi. Di dalamnya kan ada materi ekonomi syariah," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024