Banjarnegara (Antaranews Jateng) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi apresiasiasi terhadap penanganan darurat bencana gempa di Kabupaten Banjarnegara, kata Kepala BNPB Willem Rampangilei.

"Kami memberikan apresiasi kepada pemda dan aparatnya, TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat semua telah melakukan respons darurat secara baik. Jadi, semua tertangani," katanya di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat siang.

Willem mengatakan hal itu kepada wartawan saat mengunjungi salah satu lokasi gempa, yakni di Desa Kertosari, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara.

Kendati demikian, dia mengakui jika bencana gempa bumi yang terjadi pada hari Rabu (18/4) menimbulkan korban jiwa.

"Yang satu, anak-anak umurnya 13 tahun sedang menonton TV, dia itu meninggal. Lalu, ada lagi warga yang sudah senior, umurnya sudah 100 sekian tahun. Jadi, itu korban meninggal dunia," jelasnya.

Selain itu, kata dia, warga yang terdampak gempa sejumlah 544 keluarga, sedangkan korban luka sebanyak 26 orang.

Menurut dia, pemerintah daerah sudah melakukan penanganan dengan baik terhadap keluarga yang terdampak maupun warga yang mengalami luka-luka.

"Ini perintah langsung dari Presiden adalah satu, tangani masyarakat yang terdampak akibat bencana gempa ini. Jadi, penanganan, kebutuhan dasar, dukungan logistiknya pelayanan kesehatan, bahkan sampai kepada proses belajar mengajar," katanya.

Terkait dengan ujian nasional bagi siswa sekolah menengah pertama yang akan dilaksanakan pada hari Senin (23/4), Willem mengatakan pihaknya ingin memastikan bahwa ruangannya tersedia.
 

Menurut dia, pihaknya juga menyiapkan tenda dari Polres Banjarnegara, Kodim Banjarnegara, dan BPBD Banjarnegara.

"Jadi, kita meyakinkan untuk UN (Ujian Nasional) dapat diselenggarakan pada hari Senin (23/4)," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan jika saat sekarang sudah ada tanda-tanda bahaya longsor sehingga pihaknya sepakat untuk ditetapkan daerah bahayanya.

"Kita beri tanda, diawasi, dan diyakinkan bahwa tidak ada masyarakat yang bergiat di situ karena ini menyangkut masalah keselamatan," tegasnya.

Sementara terhadap rumah-rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa, dia meminta untuk segera dilakukan penilaian (assessment) dan selanjutnya akan dibuatkan surat keputusan bupati sehingga dapat dibangun kembali secara cepat.

"Bapak Presiden juga menekankan agar masyarakat tidak tinggal terlalu lama di situasi darurat. Jadi, itu nanti yang kita kerjakan," katanya.

Dia mengharapkan pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak itu dapat dilakukan secepatnya karena hingga saat ini sudah terdata sebanyak 230 rumah yang rusak berat.

Setelah dibuatkan SK bupati, kata dia, pemerintah pusat akan memberikan bantuan stimulan sehingga masyarakat bisa melakukan pembangunan kembali pemukimannya termasuk bangunan sekolah yang rusak.

Menurut dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan bangunan sekolah yang rusak akibat gempa.

Selain meninjau lokasi gempa, Willem juga mengunjungi salah satu tempat pengungsian yang berlokasi di Kantor Desa Sidakangen, Kecamatan Kalibening.

Dalam kesempatan itu, dia berdialog dengan para pengungsi dan menyerahkan bantuan dari Presiden Joko Widodo berupa peralatan rumah tangga dasar (family kit) seperti selimut dan kebutuhan lainnya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024