Jakarta (Antaranews Jateng) - Indonesia bisa dibilang masih kurang dalam mengarsipkan tokoh-tokoh besarnya sehingga banyak generasi muda yang tidak mengenal siapa saja orang yang berkontribusi besar dalam sejarah bangsa. 

Ditemui dalam rangkaian acara Pameran "Namaku Pram: Catatan dan Arsip" di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Rabu (18/4), Reza Rahadian mengaku langsung berpikir, kenapa judul tersebut tidak dijadikan sebuah film. 

"Saya begitu lihat cover-nya pameran ini, saya bilang sama Teh Happy Salma, 'Kenapa enggak ada film judulnya Namaku Pram? Tentang Pramoedya'," ucap Reza. 

Dia menambahkan, "Indonesia menurut saya kurang dalam mengarsipkan orang-orang besar yang telah berkontribusi luar biasa buat bangsa ini. Tidak terlalu banyak. Jadi mudah-mudahan sih ada yang bikin filmnya. Berharap Pram diangkat ke film."

Ide tersebut menurut Reza muncul begitu saja. Dia belum tahu apakah harapan itu nantinya akan terlaksana atau tidak. Sebab, dia merasa tidak banyak film yang mengangkat orang-orang berpengaruh di negeri ini. 

"Sebenarnya itu obrolan yang terjadi sangat santai. Hanya reflek saja dan saya juga enggak tahu apa ada yang lagi bikin atau tidak. Saya bilang seru juga ya kalau ada filmnya," terang dia. 
 
Reza sendiri pernah terlibat dalam pementasan "Bunga Penutup Abad" pada 2016 lalu. "Bunga Penutup Abad" merupakan pementasan yang diadaptasi dari novel "Bumi Manusia" dan "Anak Semua Bangsa" yang termasuk dalam seri novel tetralogi "Pulau Buru" karya Pramoedya Ananta Toer.

 


Pewarta : Maria Cicilia Galuh
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024