Magelang (Antaranews Jateng) - Tradisi Grebeg Getuk yang diselenggarakan setiap tahun pada Hari Jadi Magelang sebagai lambang kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Kota Magelang, kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.

"Grebeg getuk kali ini dalam peringatan Hari Jadi ke 1.112 Magelang," katanya di Magelang, Jawa Tengah, Ahad.

Dalam grebeg ini selain menyajikan dua gunungan getuk "lanang" dan "wadon" juga menampilkan 17 gunungan palawija dari masing-masing kelurahan untuk diperebutkan masyarakat.

Ia menuturkan kegiatan grebeg getuk tahun ini lebih banyak keterlibatan masyarakat, partisipasinya luar biasa sehingga semakin disempurnakan.

Ia berharap masyarakat dapat memaknai hari jadi ini sebagai renungan dan introspeksi.

"Kami bercita-cita ingin memajukan Magelang menjadi lebih maju, rakyatnya sejahtera, dan kotanya sangat nyaman untuk ditempati. Nyaman dalam arti luas, enak dan aman untuk mencari penghasilan dan penghidupan," katanya.

Ketua Seksi Grebeg Getuk Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan dalam grebeg getuk kali ini panitia menyiapkan 200 kilogram getuk untuk membuat dua gunungan. Getuk tersebut dibuat para pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Kota Magelang.

Ia mengatakan grebeg getuk merupakan tradisi rutin tahunan yang dilakukan untuk memperingati Hari Jadi Magelang.

Dua gunungan getuk ditempatkan di halaman Masjid Agung Kota Magelang sebelum dibawa ke alun-alun dilakukan doa bersama. Setelah itu dibawa ke tengah Alun-Alun Kota Magelang diikuti 17 gunungan palawija dari 17 kelurahan di Kota Magelang.

Pada puncak acara grebeg, baik gunungan getuk maupun gunungan hasil bumi diperebutkan oleh ribuan orang yang memenuhi Alun-Alun Kota Magelang.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024