Solo (Antaranews Jateng) - Perum Bulog Subdivre III Surakarta telah menggelontorkan sebanyak 80,1 ton beras pada kegiatan operasi pasar (OP) yang dilakukan sejak bulan Desember 2017.

"Khusus pada bulan Desember 2017 kami melakukan OP secara mandiri, saat itu sebanyak 10 ton beras terjual," kata Kepala Analisa Harga dan Pasar Perum Bulog Subdivre III Surakarta Doni Kuswardono, di Solo, Senin.

Selanjutnya, OP kembali dilakukan oleh Bulog melalui pedagang sepanjang awal bulan Januari dan berakhir tanggal 31 Maret 2018.

Ia mengatakan pada kurun waktu tersebut terjual sebanyak 70,1 ton beras.

"Sesuai dengan surat edaran dari Dinas Perdagangan, melihat harga beras yang mulai stabil, pelaksanaan OP dihentikan tetapi gerakan stabilitasi pangan masih akan terus dilakukan baik untuk beras kualitas premium maupun medium," katanya pula.

Terkait hal itu, ia mengatakan untuk mengendalikan inflasi ketika jelang bulan puasa dan Lebaran, BUMN melakukan Program Sinergi BUMN.

"Pada Sinergi BUMN ini ada tiga perusahaan yang terlibat, yaitu Perum Bulog, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT Pertani," katanya pula.

Ia mengatakan gerakan stabilitas harga pangan ini nantinya akan dilaksanakan pada lima pasar tradisional di Kota Solo, yaitu di Pasar Gede, Pasar Legi, Pasar Nusukan, Pasar Harjodaksino, dan Pasar Jongke.

Menurut dia, untuk komoditas yang dijual pada gerakan stabilisasi pangan tersebut ada tiga, yaitu beras, minyak goreng, dan gula pasir.

"Terkait hal ini kami sudah mengirimkan surat kepada Dinas Perdagangan, baru dikirim. Kalau disetujui kami akan langsung `on the spot` melalui pedagang," kata dia.

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024