Cilacap (Antaranews Jateng) - Tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpeluang mencapai 6 meter, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Cilacap Teguh Wardoyo.

"Peningkatan tinggi gelombang tersebut terjadi akibat pengaruh siklon tropis Marcus yang bergerak menjauhi wilayah Indonesia," katanya di Cilacap, Jateng, Rabu.

Ia mengatakan potensi terjadinya gelombang tinggi tersebut masih akan berlangsung hingga tanggal 22 Maret dan selanjutnya berangsur turun.

Terkait dengan kondisi tersebut, kata dia, pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 22 Maret 2018.

Dalam hal ini, tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta berpeluang mencapai 2,5--4 meter.

Sementara tinggi gelombang di Samudra Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta berpeluang mencapai 4--6 meter.

"Kami mengimbau nelayan tradisional yang menggunakan perahu tradisional agar berhati-hati saat melaut dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi," kata Teguh.

Selain itu, kata dia, wisatawan yang berkunjung ke pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas diimbau untuk tidak bermain air atau berenang.

Berdasarkan prakiraan BMKG, posisi siklon tropis Markus pada hari Kamis (22/3), pukul 07.00 WIB, diprakirakan di 15,9 lintang selatan dan 107,6 bujur timur atau sekitar 1.150 kilometer sebelah barat daya Denpasar.

Siklon tropis Markus tersebut bergerak ke arah barat daya bmenjauhi wilayah Indonesia dengan kecepatan angin maksimum 120 knots atau 220 kilometer per jam.

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024