Sukoharjo (Antaranews Jateng) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan seluruh parajurit terhadap ancaman global di era digital sekarang ini terkait dengan pesta demokrasi 2018 dan 2019.

"Ancaman global itu bisa di bidang siber, biologi, dan kesenjangan, serta semua itu. (Itu) saya kaitkan dengan rencana pesta demokrasi di Indonesia yang akan dilaksanakan pada 2018 dan 2019," kata Panglima usai memberikan arahan kepada sekitar 1.500 prajurit TNI di Lapangan Grup 2 Kopassus Kandangmenjangan Sukoharjo, Selasa.

Menurut Panglima TNI, saat ini dunia berubah begitu cepat, dan lingkungan strategis diwarnai dengan dinamika yang begitu sulit diantisipasi dan prediksi dampaknya.

"Perkembangan teknologi informasi membuat cara orang berpikir begitu cepat, definisi ancaman sekarang makin kabur. Mana yang disebut ancaman militer dan mana yang disebut ancaman nonmiliter," katanya.

Pada era globalisasi saat ini, kata Panglima, peperangan modern tidak menjadi hanya militer, tetapi perang menggunakan militer dan nonmiliter atau mengomunikasikan militer dan nonmiliter untuk menekan lawan.

Hubungan antara sipil dan militer, menurut dia, menjadi kabur karena medan tempur yang sesungguhnya ada di mana-mana.

"Salah satu contoh sekarang ada medan tempur yang namanya pertempuran digital (cyber) atau perang siber, pertempuran biologi, dagang, dan lingkungan hidup," katanya.

Panglima juga menambahkan salah satu contoh pertempuran lingkungan hidup, yang diindikasikan dengan seringnya Indonesia mendapatkan limbah beracun dari negara lain yang dibuang di wilayah Tanah Air.  Perang dagang yang didominasi oleh negara-negara pasifik. Hal inilah palagan-palagan medan pertempuran makin banyak.

Panglima mengatakan TNI pada 2018 mengamanan pilkada serentak pada 171 wilayah dan tahapan Pemilu 2019. Kegiatan politik tentunya akan diwarnai dengan pengerahan massa dan kampanye yang rawan disusupi oleh berbagai isu negatif sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi tindakan-tindakan yang lebih esktrem mengarah anarkis.

Peristiwa tersebut bisa juga dikaitkan dengan ancaman global yang pertama penggunakan cyber untuk kampanye gelap, terselubung, dan isu-isu kebencian dan sebagainya.

Kedua ancaman biologi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi adanya kejadian luar biasa penyakit hewan ternak, kegagalan panen, bagian dari ancaman biologi serta ancamana kesenjangannya, yang lebih dasyat dibanding senjata kinetik lebih kuat pengaruhnya.

Panglima meminta langkah-langkah yang diambil oleh prajurit untuk menghadapi ancaman di era digitalisasi tersebut menghadapi pesta demokrasi yang tidak menutup kemungkinan adanya informasi hoax, berita yang menyesatkan, kemungkinan kesenjangan. dan sebagainya.

Selain itu Panglima memerintahkan anggota TNI tetap merapatkan barisan untuk netral dalam pesta demokrasi dan meningkatkan soliditas dengan Polri. "TNI dan Polri siap mengamankan jalannya pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019," demikian Panglima TNI.



 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024