Semarang (Antaranews Jateng) - Dinas Perdagangan Kota Semarang membongkar belasan lapak pedagang kaki lima (PKL) di Kaligawe yang berada di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang.

Alat berat dikerahkan dalam pembongkaran lapak PKL di bantaran Sungai BKT Semarang, Selasa, meski baru belasan lapak yang sudah dirobohkan dari total 148 lapak yang ada di kawasan itu.

Dalam pembongkaran lapak PKL di bantaran Sungai BKT Semarang yang dibantu petugas kepolisian dan TNI tidak ada penolakan dari pedagang sehingga prosesnya berjalan dengan tertib.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan jumlah lapak PKL yang dibongkar baru 14 unit dari total 148 lapak, sementara sisanya akan dibongkar sendiri oleh pedagang.

Menurut dia, para pedagang diberikan waktu untuk memindahkan barang dagangannya dan membongkar lapaknya paling lambat akhir pekan ini agar bisa segera pindah ke tempat relokasi.

"Lapak-lapak yang ada di bantaran Sungai BKT ini memang harus dibongkar karena ada proyek normalisasi sungai yang dilakukan pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana," katanya.

Diakuinya, sosialisasi terhadap pedagang sudah dilakukan beberapa kali sesuai tahapan sehingga dalam proses pembongkaran lapak tersebut tidak ada kendala berarti, termasuk penolakan dari pedagang.

Dinas Perdagangan, kata dia, telah menyiapkan Pasar Barito Baru atau Pasar Klithikan Penggaron sebagai tempat relokasi yang lokasinya merupakan pilihan sendiri dari pedagang.

"Kan ada pedagang yang meminta (direlokasi, red.) Pasar Barito Baru, ada yang minta ke Pasar Waru karena dekat dengan rumahnya, ya, silakan saja. Kami hanya memfasilitasi," katanya.

Sementara itu, Katno, salah satu PKL di Kaligawe Semarang mengaku tidak mempermasalahkan lapaknya dibongkar untuk proyek normalisasi sungai, tetapi hanya minta waktu memindahkan barang dagangannya.

"Saya minta waktu sampai akhir pekan ini karena peralatan saya bengkel jadi berat. Kan butuh waktu, tidak mungkin sehari selesai. Apalagi, lapak saya di Pasar Barito Baru belum dibangun," katanya.

Ia justru senang dengan proyek normalisasi Sungai BKT Semarang untuk penanggulangan banjir dan rob, apalagi dampak meluapnya sungai tersebut sudah berkali-kali dirasakannya.

"Kalau hujan, air sungai kan meluap. Rumah saya juga di daerah Kaligawe, Semarang. Kalau hujan pasti banjir. Mudah-mudahan, setelah dinormalisasi tidak banjir lagi," katanya.

Proses pembongkaran kios PKL di bantaran Sungai BKT itu menarik perhatian pengendara yang lewat, apalagi bersamaan dilakukan pula pembongkaran 17 lapak PKL di kawasan Tambakrejo, Semarang.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024