Jakarta (Antaranews Jateng) - Setumpuk kesibukan menanti Rosa Rai Djalal setiap harinya. Mulai dari mengurus keluarga, menekuni profesi sebagai dokter gigi, menjadi produser film hingga beraktivitas di yayasan amal.
Istri mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal itu tak menampik kesulitan membagi waktunya. Namun, bukan tak mungkin dia bisa menjalani semuanya.
"Bagi waktunya memang susah banget. Tetapi dengan skala prioritas saja. Kalau buat saya prioritasnya pasti keluarga, anak, suami, baru yang lain-lain. Jadi kalau sudah menyangkut keluarga, semua saya singkirkan. Saya fokus ke anak-anak dan suami. Setelah itu baru dengan pekerjaan saya," ujar dia kepada ANTARA News di Jakarta, belum lama ini.
Sebagai dokter gigi, dia terbiasa membagi waktunya praktik di klinik setiap dua kali dalam seminggu. Dia bersyukur ada rekan seprofesinya yang membantunya bekerja di klinik.
Saat tak praktik, dia menjalani profesi barunya sebagai produser film. Dalam setahun, Rosa membatasi hanya akan memproduksi dua judul film saja.
"Sekarang lagi senang-senangnya punya kegiatan baru, jadi produser film. Awalnya kecemplungnya enggak sengaja, terus akhirnya jadi suka. Film Guru Ngaji adalah film pertama saya full sebagai produser," tutur Rosa.
"Kalau film kan memang dalam setahun saya hanya dua film. Saya tidak mau lebih, karena bikin satu film itu it's takes one year. Dari mulai riset sama filmnya keluar," sambung dia.
Tak hanya itu, Rosa juga aktif berkegiatan di yayasan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dalam dua tahun terakhir.
"Saya juga mendirikan yayasan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, Woman for the World Foundation, bekerjasama dengan MMUI, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kementerian Koperasi, Kementerian PP yang fokus pada pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, teknologi, politik, healthcare khususnya kesehatan ibu hamil dan juga bidang pendidikan. Ini sudah berjalan dua tahun sekarang," papar dia.
Istri mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal itu tak menampik kesulitan membagi waktunya. Namun, bukan tak mungkin dia bisa menjalani semuanya.
"Bagi waktunya memang susah banget. Tetapi dengan skala prioritas saja. Kalau buat saya prioritasnya pasti keluarga, anak, suami, baru yang lain-lain. Jadi kalau sudah menyangkut keluarga, semua saya singkirkan. Saya fokus ke anak-anak dan suami. Setelah itu baru dengan pekerjaan saya," ujar dia kepada ANTARA News di Jakarta, belum lama ini.
Sebagai dokter gigi, dia terbiasa membagi waktunya praktik di klinik setiap dua kali dalam seminggu. Dia bersyukur ada rekan seprofesinya yang membantunya bekerja di klinik.
Saat tak praktik, dia menjalani profesi barunya sebagai produser film. Dalam setahun, Rosa membatasi hanya akan memproduksi dua judul film saja.
"Sekarang lagi senang-senangnya punya kegiatan baru, jadi produser film. Awalnya kecemplungnya enggak sengaja, terus akhirnya jadi suka. Film Guru Ngaji adalah film pertama saya full sebagai produser," tutur Rosa.
"Kalau film kan memang dalam setahun saya hanya dua film. Saya tidak mau lebih, karena bikin satu film itu it's takes one year. Dari mulai riset sama filmnya keluar," sambung dia.
Tak hanya itu, Rosa juga aktif berkegiatan di yayasan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dalam dua tahun terakhir.
"Saya juga mendirikan yayasan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, Woman for the World Foundation, bekerjasama dengan MMUI, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kementerian Koperasi, Kementerian PP yang fokus pada pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, teknologi, politik, healthcare khususnya kesehatan ibu hamil dan juga bidang pendidikan. Ini sudah berjalan dua tahun sekarang," papar dia.
Rosa Rai Djalal (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)
Tetap dekat dengan keluarga
Rosa menyadari pentingnya tetap membangun kedekatan dengan anak-anaknya. Salah satu cara yang dia lakukan ialah dengan konsisten membantu anak belajar.
"Saya selalu menyempatkan diri untuk tetap mengajar anak saya membuat pr. Anak saya enggak suka pakau tutor. Mereka terbiasa saya mengajar dari kecil. Saya tahu mengajari anak adalah salah satu momen saya close to my kids dan anak saya tidak bisa tidur kalau mamanya belum pulang," kata dia.
Dia mengaku bersyukur suaminya memberi ruang padanya untuk beriprah di luar rumah. Di samping anak-anak juga mendukung karir Rosa di berbagai lini.
"Alhamdulillah so far, bisa. Mas Dinno juga memberi space yang cukup, mungkin kalau Mas Dino enggak kasih space buat saya, saya enggak mungkin bisa berkegiatan di luar rumah tangga. Saya bersyukur sekali dan anak-anak juga senang," papar Rosa.
Di saat anak-anak memiliki waktu luang, Rosa kerap mengajak mereka melihat lokasi dan kegiatan yang dia lakukan.
"Mereka selalu saya ajak ke lokasi. Melihat editing, saya meeting. Setiap saya diberi kesempatan bicara soal woman empowerment saya juga aja dia," ujar Rosa.
Melalui cara ini, Rosa sekaligus bisa menunjukkan bahwa sebagai perempuan dia bisa menjadi seorang ibu sekaligus role model bagi anak-anaknya.
"Saya mau anak saya melihat saya as a mom tetap bisa menjaga anak-anak, memberikan perhatian yang tidak berkurang samasekali tetapi kita juga bisa menjadi role model, as a woman harus independen. Harus bisa berdiri di atas kaki kita sendiri. Harus punya kekuatan finansial sendiri," kata dia.
Shalat magrib berjamaah juga Rosa dan keluarga jalani sebagai upaya lain bisa tetap dekat.
"Magrib kan saya selalu shalat berjamaah. Saya ajari anak-anak saya mengaji, solat. Agama bagi saya penting. Anak-anak melihat, no matter how busy mamanya, waktu untuk mereka enggak pernah hilang," kata Rosa.
Dia juga sebisa mungkin hadir di setiap momen penting anak-anaknya, bahkan jika itu berarti harus membatalkan kegiatan di pekerjaannya.
"Saya bisa cancel all my meeting, just to see my kids perfomances, competition. Saya pasti make sure, I will be there," janji Rosa.
Tetap dekat dengan keluarga
Rosa menyadari pentingnya tetap membangun kedekatan dengan anak-anaknya. Salah satu cara yang dia lakukan ialah dengan konsisten membantu anak belajar.
"Saya selalu menyempatkan diri untuk tetap mengajar anak saya membuat pr. Anak saya enggak suka pakau tutor. Mereka terbiasa saya mengajar dari kecil. Saya tahu mengajari anak adalah salah satu momen saya close to my kids dan anak saya tidak bisa tidur kalau mamanya belum pulang," kata dia.
Dia mengaku bersyukur suaminya memberi ruang padanya untuk beriprah di luar rumah. Di samping anak-anak juga mendukung karir Rosa di berbagai lini.
"Alhamdulillah so far, bisa. Mas Dinno juga memberi space yang cukup, mungkin kalau Mas Dino enggak kasih space buat saya, saya enggak mungkin bisa berkegiatan di luar rumah tangga. Saya bersyukur sekali dan anak-anak juga senang," papar Rosa.
Di saat anak-anak memiliki waktu luang, Rosa kerap mengajak mereka melihat lokasi dan kegiatan yang dia lakukan.
"Mereka selalu saya ajak ke lokasi. Melihat editing, saya meeting. Setiap saya diberi kesempatan bicara soal woman empowerment saya juga aja dia," ujar Rosa.
Melalui cara ini, Rosa sekaligus bisa menunjukkan bahwa sebagai perempuan dia bisa menjadi seorang ibu sekaligus role model bagi anak-anaknya.
"Saya mau anak saya melihat saya as a mom tetap bisa menjaga anak-anak, memberikan perhatian yang tidak berkurang samasekali tetapi kita juga bisa menjadi role model, as a woman harus independen. Harus bisa berdiri di atas kaki kita sendiri. Harus punya kekuatan finansial sendiri," kata dia.
Shalat magrib berjamaah juga Rosa dan keluarga jalani sebagai upaya lain bisa tetap dekat.
"Magrib kan saya selalu shalat berjamaah. Saya ajari anak-anak saya mengaji, solat. Agama bagi saya penting. Anak-anak melihat, no matter how busy mamanya, waktu untuk mereka enggak pernah hilang," kata Rosa.
Dia juga sebisa mungkin hadir di setiap momen penting anak-anaknya, bahkan jika itu berarti harus membatalkan kegiatan di pekerjaannya.
"Saya bisa cancel all my meeting, just to see my kids perfomances, competition. Saya pasti make sure, I will be there," janji Rosa.