Solo (Antaranews Jateng) - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Surakarta mengimbau pengusaha perhotelan tidak mengandalkan pemerintah untuk meningkatkan okupansi.

"Semua pihak harus sadar untuk jangan hanya mengandalkan pemerintah. Salah satunya kita harus memanfaatkan kemajuan digital termasuk hotel," kata Wakil Ketua PHRI Surakarta MSU Adji di Solo, Senin.

Seiring dengan pemanfaatan kemajuan digital sebagai sarana pemasaran, pihaknya berharap pada tahun ini okupansi hotel terus membaik.

"Apalagi tahun ini adalah tahun politik sehingga merupakan peluang bagi sektor perhotelan," katanya.

Meski demikian, pihaknya tetap menanti konsistensi dari mitra kerja dalam hal ini pemerintah maupun asosiasi perjalanan wisata untuk melakukan promosi wisata hingga ke luar daerah.

Sementara itu, meski pada awal tahun sempat terjadi penurunan tingkat okupansi hotel berbintang, dikatakannya, sektor perhotelan di Kota Solo terbantu dengan adanya pelaksanaan Haul Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi pada tanggal 8-9 Januari 2018.

"Pada saat itu hampir semua hotel yang ada di kawasan Pasar Kliwon hampir penuh karena memang acara tersebut dihadiri oleh banyak tamu dari luar kota sehingga harus menginap," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta tingkat hunian kamar hotel berbintang di Kota Surakarta sebesar 48 persen atau turun sebesar 20,39 poin dibandingkan dibandingkan okupansi bulan sebelumnya yang mencapai 68,39 persen.

Kepala BPS Kota Surakarta R Bagus Rahmat Susanto mengatakan rata-rata lama menginap tamu hotel pada bulan Januari 2018 tercatat 1,42 hari atau mengalami kenaikan sebesar 0,01 poin dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 1,41 hari.

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024