Semarang (Antaranews Jateng) - Kementerian Perindustrian mengapresiasi pencapaian Produk Domestik Buto (PDB) regional Provinsi Jawa Tengah dari sektor industri yang mencapai 40 persen dari seluruh produk regional di provinsi setempat.

"Kami sangat bangga, Jateng termasuk provinsi yang sumbangan PDB regional industrinya mencapai 40 persen dari seluruh produk regional di Jateng, artinya peranan industri di Jateng sangat strategis," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara di Semarang, Selasa.

Apresiasi terhadap Pemprov Jateng tersebut disampaikan Ngakan saat memberikan pidato sambutan pada Rapat Koordinasi Jaringan Penelitian dan Pengembangan Inovasi 2018 yang berlangsung di Wisma Perdamaian.

Ia berpendapat, kegiatan Rakor Jaringan Penelitian dan Pengembangan Inovasi 2018 ini penting dilakukan karena kedepan dipastikan, sektor industri tidak akan banyak meningkatkan daya saing tanpa inovasi.

Rakor ini, kata dia, juga menemukan antara inovator dan industri agar bisa saling bekerja sama, apalagi keberadaan lembaga penelitian dan pengembangan yang saat ini berada pada Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan yang mesti selalu dilibatkan dalam perencanaan pembangunan dengan menggandeng para pemangku kepentingan.

"Litbang sangat diharapkan menjadi tulang punggung peningkatan daya saing produk, tapi kalau litbangnya tidak diciptakan suatu ekosistem yang bagus untuk tumbuhnya peneliti-peneliti, ini tidak akan banyak berbicara," ujarnya.

Saat ini, Kemenperin memiliki puluhan balai yang tersebar di sejumlah provinsi antara lain, balai sertifikasi, balai pengembangan produk dan balai standarisasi.

"Keberadaan balai-balai itu untuk membantu pemerintah daerah dalam menransfer kekayaan alamnya menjadi produk yang siap dipasarkan di dalam negeri maupun luar negeri," katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono berharap, sumbangan PDB regional dari sektor industri bisa semakin besar, meskipun saat ini inovasi dalam proses produksi yang dilakukan oleh para pelaku industri juga sudah baik.

"Mereka pun sudah mulai ada yang menerapkan prinsip 3R, yakni `reduce`, `reuse`, dan `recycle`. Saya berharap inovasi yang dikembangkan benar-benar padat karya, dapat meningkatkan ekonomi rakyat, dan pertumbuhan ekonomi regional lebih tinggi sehingga pengangguran, kemiskinan yang bisa mempengaruhi inflasi akan terjaga," ujarnya.

Direktur PT Rekadaya Multi Adiprima (RMA), Farri Aditya, mwlenambahkan, ada ekosistem baru, apalagi selama ini industri kecil menengah sangat jarang tersentuh inovasi.

"Inovasi, bukan kreasi. Jadi ada komponen yang bisa dipakai secara `long lasting`," katanya.

Ia memandang Provinsi Jateng sudah punya potensi dalam pengembangan inovasi, terutama soal material.

"Ada serat dari sabut kelapa di sepanjang pesisir Jateng. Itu bisa dikelola dan dikembangkan menjadi berbagai produk inovasi," ujarnya.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024