Solo (Antaranews Jateng) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Muhammad Nasir menyatakan kalangan industri boleh mengeksplorasi sumber daya alam tetapi jangan sampai merusak lingkungan.

"Pada dasarnya saat ini industri tidak bisa dilihat hanya seperti masa lalu, terutama tambang yang berhubungan erat dengan eksplorasi," katanya pada acara Sustainability Reporting Award 2017 yang digelar oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR) di Hotel Lor In Solo, Sabtu.

Ia mengatakan pada era teknologi informasi seperti saat ini, bukan hanya akuntan yang dituntut untuk memahami kondisi tersebut tetapi semua level juga harus memahami pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

"Menjadi penting bagaimana lingkungan bisa terjaga dengan baik. Ini kaitannya untuk mengatasi kerusakan lingkungan hidup," katanya.

Ia mengatakan potensi kerusakan tersebut bisa terjadi di antaranya di tambang timah, batu bara, emas, dan nikel.

Oleh karena itu, ia berpesan bahwa eksplorasi boleh dilakukan tetapi lingkungan jangan sampai lingkungan rusak.

"Seperti Tambang Newmont di Minahasa, pesan kami jangan sampai rusak. Bagaimana merkuri agar jangan mengganggu dan mencemari laut. Oleh karena itu, sebelum dieksplorasi maka masalah `sustainability` harus diperhatikan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur NCSR Ali Darwin mengatakan acara tersebut diikuti oleh 40 entitas dan melalui laporan keberlanjutan atau "sustainibility reporting" dari tiap perusahaan ini dapat disimak dampak operasi entitas terhadap lingkungan dan masyarakat.

"Prinsipnya adalah ini ajang spektakuler untuk mereka yang dari sisi `perform companies` selalu berupaya melaporkan keberlanjutan. Pada kesempatan ini yang mendapatkan `winner over all` adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGN)," katanya.

Meski demikian, secara umum beberapa perusahaan yang memperoleh penghargaan tersebut memiliki kepedulian yang cukup tinggi terhadap keberlangsungan lingkungan, sosial, dan ekonomi.

"Bahkan mengenai laporan keberlangsungan ini Indonesia menjadi percontohan bagi negara lain, seperti Singapura, Filipina, dan Malaysia belajarnya di Indonesia," katanya.

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024