Solo (Antaranews Jateng) - Sejumlah pedagang di Pasar Legi Solo, Jawa Tengah, mengeluhkan tersendatnya pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) dari Perum Bulog pada kegiatan operasi pasar melalui pedagang yang dimulai awal 2018.

"Terakhir saya terima 9 Februari, sampai saat ini sudah minta lagi tetapi belum dikirim," kata salah satu pedagang di Pasar Legi, Ali Wiyono di Solo, Sabtu.

Dampak dari tersendatnya pasokan tersebut, saat ini ia kembali menjual beras medium yang diambil dari pedagang besar namun kualitasnya tidak sebaik milik Bulog dan harganya juga lebih tinggi dari CBP yang dikeluarkan oleh Bulog. Sebagai perbandingan, jika beras Bulog dijual dengan harga Rp9.350/kg, untuk beras yang dijualnya saat ini harganya Rp10.500/kg.

"Tetapi kualitas lebih bagus punya Bulog, selain murah juga lebih putih dan bersih," katanya.

Ali mengatakan dari awal menjual CBP pada 9 Januari hingga 9 Februari, sudah menjual sebanyak 1,425 ton.

"Kalau setiap hari laku 5-6 sak, isi per sak 15 kg. Kebanyakan yang ambil penjual nasi," katanya.

Senada, pedagang lain Sri mengatakan sudah sejak 10 hari yang lalu belum menerima kiriman beras dari Bulog.

"Padahal banyak yang beli, dari awal sampai sekarang saya sudah jual 75 sak," katanya.

Terkait hal itu, Kepala Perum Bulog Subdivre Surakarta Titov Agus Sabelia enggan menjelaskan lebih rinci. Ia hanya mengatakan hingga saat ini masih memasok kebutuhan para pedagang.

"Masih di`drop` kalau ada permintaan. Senin besok saya koordinasikan dengan tim lapangan," katanya.

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024