Semarang (Antaranews Jateng) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyebutkan Amerika Serikat masih menjadi negara utama tujuan ekspor Jawa Tengah pada Januari 2018, selain Jepang dan Tiongkok.

"Peranan ketiga negara itu terhadap ekspor Jateng periode Januari 2018 sebesar 48,66 persen," kata Kepala Bidang Statistik Neraca Wilayah dan Analisis BPS Jateng Samiran di Semarang, Kamis.

Berdasarkan data BPS Jateng, nilai ekspor Jateng pada Januari 2018 mencapai 539,86 juta dollar AS atau meningkat 3,83 persen dibandingkan dengan ekspor pada Desember 2017 sebesar 519,93 juta dolar AS.

Dibandingkan dengan Januari 2017 (year on year), kata dia, ekspor Jateng juga naik sebesar 13,62 persen atau 64,7 juta dolar AS dengan tiga negara tujuan utama ekspor, yakni AS, Jepang, dan Tiongkok.

"Ekspor Jateng ke AS selama Januari 2018 mencapai angka terbesar, yakni 156,1 juta dollar AS, Jepang mencapai 67,8 juta dollar AS, kemudian Tiongkok sebesar 38,74 juta dollar AS," katanya.

Untuk ekspor ke kawasan negara ASEAN, kata dia, selama periode Januari 2018 tercatat sebesar 47,09 juta dolar AS atau berkontribusi sebesar 8,72 persen terhadap total impor Jateng.

Ekspor ke kawasan Uni Eropa, lanjut dia, berkontribusi 12,1 persen atau sebesar Rp65,35 juta dolar AS, kemudian ke sembilan negara utama lainnya sebesar 336,84 juta dolar AS atau berkontribusi 62,39 persen.

Ia menjelaskan komoditas tekstil dan barang tekstil, kayu dan barang kayu, dan bermacam barang hasil pabrik merupakan tiga kelompok komoditas utama yang nilainya tertinggi selama Januari 2018.

"Nilai ekspor untuk ketiga kelompok komoditas ini pada Januari 2018, masing-masing 243,15 juta dolar AS (tekstil), 84,38 juta dolar AS (kayu), dan 65,05 juta dolar AS (barang hasil pabrik)," katanya.

Kalau untuk jenis komoditas migas dan nonmigas, Samiran menyebutkan ekspor migas pada Januari 2018 turun 0,06 persen dari Desember 2017, sementara ekspor komoditas nonmigas naik 3,96 persen.

Sementara untuk impor, kata dia, selama Januari 2018 tercatat sebesar 1.033,67 juta dolar AS atau turun 17 persen dari impor selama Desember 2017 sebesar 1.245,35 juta dolar AS.

"Bila dibandingkan Januari 2017, impor Jateng selama Januari 2018 mengalami kenaikan sebesar 50,87 persen atau 348,54 juta dolar AS dengan negara pemasok terbesar adalah Tiongkok, Arab Saudi, dan Nigeria," katanya.

Pangsa ketiga negara tersebut dalam impor Jateng mencapai 55,02 persen dari total impor, yakni Tiongkok sebesar 354,62 juta dolar AS, Arab Saudi sebesar 120,76 juta dolar AS, dan Nigeria 93,39 juta dolar AS.

"Untuk impor dari kawasan ASEAN, selama Januari 2018 mencapai 135,25 juta dolar AS atau berkontribusi sebesar 13,08 persen, kemudian negara Uni Eropa 4,08 persen," kata Samiran.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024