Solo (Antaranews Jateng) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Surakarta mendorong agen perjalanan wisata lebih mengoptimalkan pasar Malaysia, khususnya etnis Tionghoa.

"Kalau selama ini Malaysia kan identik dengan Melayu, padahal ada tiga etnis yang hidup di sana, yaitu Melayu, Arab, dan Tionghoa," kata Ketua Asita Surakarta Daryono di Solo, Rabu.

Ia mengatakan bahwa momentum Imlek yang digelar cukup meriah di Kota Solo, Jawa Tengah seharusnya bisa dioptimalkan oleh para pelaku usaha jasa perjalanan wisata.

"Selain itu Grebeg Sudiro dan Solo Great Sale yang digelar dalam waktu bersamaan juga seharusnya bisa menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi kalau wisatawan ke Solo kebanyakan karena ingin wisata kuliner dan belanja," kata dia.

Meski saat ini sudah tidak ada penerbangan langsung yang melayani rute Solo-Malaysia, pihaknya berharap hal itu tidak menjadi kendala bagi agen tetap membuat paket perjalanan untuk wisatawan Malaysia.

"Agen bisa mendatangkan wisatawan dari Yogya atau Bali, jadi tidak masalah," kata dia.

Pada kesempatan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta mencatat jumlah wisatawan mancanegara yang datang melalui pintu Adi Soemarmo pada Desember 2017 tercatat 754 orang.

Dari total tersebut, 635 wisatawan mancanegara di antaranya berasal dari Malaysia.

Melihat tingkat ketertarikan tersebut, Daryono mengatakan pasar wisatawan di negara tersebut masih layak untuk dioptimalkan.

"Oleh karena itu, ke depan kami mendorong `chinese market` dari negara tersebut dapat dioptimalkan," kata dia. 

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024