Semarang (Antaranews Jateng) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan keberagaman budaya dan agama yang dimiliki masyarakat justru memperkuat Kota Semarang.

"Saya yakin keberagaman merupakan kekuatan kita semua. Tidak ada hal yang harus dikhawatirkan. Lihat saja meriahnya perayaan Imlek di Semarang," katanya di Semarang, Selasa.

Politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu mengakui terjadinya kasus intoleransi di beberapa daerah yang terjadi belakangan, seperti di Yogyakarta.

Namun, kata dia, kemajemukan sudah dimiliki masyarakat Semarang yang terlihat dari budayanya yang merupakan perpaduan dari berbagai budaya, baik Jawa, Arab, dan Tionghoa.

"Intinya, kalau mau hidup di Indonesia, ya, harus saling menghargai. Kalau tidak bisa menghargai, pindah saja ke negara lain," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.

Sementara itu, Ketua Komunitas Pecinan Semarang Untuk Pariwisata (Kopi Semawis) Haryanto Halim mengungkapkan pentingnya keberagaman sebagai pemersatu masyarakat.

"Keberagaman bukanlah slogan, bukan hanya ucapan. Perbedaan agama, suku, dan ras tidak seharusnya menjadi belenggu. Aku adalah engkau, engkau adalah aku. Tidak ada engkau, tidak ada aku," katanya.

Pergelaran Pasar Imlek Semawis di Semarang berlangsung mulai 12-14 Februari 2018 yang merupakan agenda tahunan Kota Semarang untuk menyambut perayaan tahun baru Imlek.

Berbagai hidangan kuliner khas Semarangan dan peranakan, termasuk pernak-pernik Imlek tersaji di Pasar Imlek Semawis yang digelar di kawasan Pecinan Semarang.

Sementara itu, Sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama Kota Semarang Rikza Chamami mengatakan keberagaman harus dijaga sebagai kekayaan Kota Semarang.

"Dan NU sebagai organisasi Islam yang moderat selalu menjaga dengan penuh khidmat atas realitas keberagaman. Keberagaman masyarakat merupakan kekayaan yang harus dijaga baik," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Zuhdiar Laeis
Copyright © ANTARA 2024