Semarang (Antaranews) - Pemerintah Kota Semarang mengajukan bantuan sebanyak 20 bus sekolah yang akan dikelola oleh Dinas Perhubungan untuk memfasilitasi khusus kalangan pelajar bersekolah.

"Tahun ini, kami akan dapat bantuan bus sekolah dari Kementerian Perhubungan. Pengajuannya, (bantuan) 20 bus sekolah," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Kamis.

Hal tersebut diungkapkan Hendi, sapaan akrab orang nomor satu di Kota Semarang itu saat menyerahkan bantuan "shuttle bus" untuk sekolah pinggiran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 43 Semarang.

Empat "shuttle bus" itu diperuntukkan bagi siswa-siswi yang bersekolah di SMPN 17, SMPN 23, SMPN 31, dan SMPN 43, serta sekolah lainnya yang berdekatan dengan empat SMP tersebut.

Kalau shuttle bus untuk membantu akses siswa di sekolah pinggiran itu dikelola oleh sekolah masing-masing, kata dia, pengelolaan bus sekolah itu dilakukan Dishub Kota Semarang.

"Nanti, bus sekolah akan dikelola oleh Dishub untuk dijadikan sebuah koridor BRT Transsemarang Pelajar yang nanti rutenya menghubungkan antarsekolah di Kota Semarang," katanya.

Berbeda dengan BRT Transsemarang umum yang menerapkan tarif Rp1.000/orang untuk kalangan pelajar, kata dia, BRT Transsemarang khusus pelajar itu tidak dikenakan tarif alias gratis.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang Ade Bhakti mengatakan bantuan bus yang diajukan kepada Menteri Perhubungan totalnya ada 67 unit.

"Dari 67 unit bus yang diajukan itu, 20 unit di antaranya adalah bus sekolah. Insya Allah tahun ini bantuan bus secara bertahap akan diserahkan kepada kabupaten/kota," katanya.

Untuk 47 unit bus, kata dia, terdiri atas 10 bus ukuran besar dan 37 bus ukuran sedang untuk menambah jumlah bus di Koridor I Transsemarang, sekaligus persiapan untuk penambahan Koridor VIII.

"Ya, juga untuk penambahan di beberapa koridor yang sudah berjalan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan supaya `headway` antararmada Transsemarang bisa lebih dekat," katanya.

Kalau untuk 20 bus sekolah, kata dia, rencananya akan dikoordinasikan bersama Dinas Pendidikan yang akan mengutamakan operasional seluruh rute sekolah yang selama ini belum tersentuh BRT Transsemarang.

"Tidak kami kenakan biaya sedikitpun alias gratis. Komposisi tempat duduk bus sekolah berbeda spesifikasi dengan bus BRT karena seluruh kursi menghadap depan dengan kapasitas sekitar 40 tempat duduk," katanya.

Rute bus sekolah, kata dia, berhimpitan dengan rute Transsemarang sehingga pelajar yang sekolahnya belum terjamah rute BRT dapat beralih dari bus BRT ke bus sekolah, begitu juga sebaliknya. ***4***

(U.KR-ZLS/B/I007/I007) 01-02-2018 19:39:03

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024