Solo (Antaranews Jateng) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta, Jawa Tengah, memprediksi angka inflasi Januari lebih rendah dibandingkan inflasi periode yang sama 2017 yang mencapai 1,16 persen.

"Kalau untuk Januari 2018 dengan 2017 ada bedanya. Untuk awal 2017 inflasi lebih dipicu karena kenaikan biaya pembuatan STNK, sedangkan untuk periode yang sama tahun ini lebih ke `volatile foods` seperti beras," kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto di Solo, Jumat.

Meski tidak menyebutkan angka pasti, ia mengatakan yakin inflasi awal tahun ini akan lebih terkendali sehingga target inflasi pada tahun ini 3,5 +/- 1 persen akan dapat terealisasi.

"2018 dengan cuaca seperti ini produksi beras menjadi tidak maksimal. Kondisi inilah yang memicu inflasi," katanya.

Di sisi lain, pihaknya berharap agar masyarakat juga ikut memberikan kontribusi terhadap terjadinya inflasi, salah satunya tidak dengan melakukan aksi borong.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta M Taufik Amrozy mengatakan komoditas beras memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap terjadinya inflasi di Kota Solo.

"Sebagai gambaran, pada inflasi bulan Desember tahun 2017 yang mencapai 1,1 persen, beras memberikan kontribusi 0,191 poin. Artinya kontribusi ini cukup tinggi," katanya.

Meski demikian, ia berkeyakinan kondisi tersebut hanya berjalan sementara mengingat kenaikan harga beras lebih disebabkan oleh faktor musim.

"Faktor musim yang menyebabkan pengusaha harus mengeluarkan `cost` yang lebih banyak untuk mengolah hasil panen. Premium kan diolah sampai empat kali, mengeringkan dan mengolah makin lama kan makin mahal," katanya.

Ia memprediksi dalam beberapa pada bulan ke depan kondisi tersebut akan mulai stabil mengingat beberapa titik di Soloraya akan memasuki musim panen.

"Puncaknya Maret dan April, mudah-mudahan musim panen raya dapat menekan angka inflasi," katanya.

Pewarta : Aries Wasita Widi Astuti
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024