Purwokerto (Antaranews Jateng) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan adanya pertumbuhan awan konvektif saat terjadinya hujan es di wilayah Kota dan Kabupaten Magelang pada Rabu sekitar pukul 13.30 WIB.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara dari BMKG di Purwokerto, Rabu, citra satelit dari kanal inframerah dan citra radar menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif saat terjadinya hujan es di wilayah tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Klas II Ahmad Yani Semarang menginformasikan bahwa kondisi lokal labilitas udara pada siang hari menunjukkan kondisi labil dengan potensi hujan badai.
Selain itu, kondisi atmosfer saat terjadinya hujan es juga ditemukan adanya pengaruh regional berupa pola tekanan yang menunjukkan adanya tekanan rendah di sebelah barat dan utara Australia.
Selain itu, ada pola angin yang mengindikasikan pembentukan awan konvektif akibat pengumpulan massa udara dan daerah belokan angin yang mengakibatkan perlambatan massa udara.
Hal tersebut mengakibatkan peningkatan pengangkatan massa udara yang berpotensi menumbuhkan awan konvektif Cumulonimbus yang dapat menyebabkan hujan lebat dan hujan es apabila menjadi super sel.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara), Setyoajie Prayoedhie menambahkan berdasarkan hasil analisa sementara, belum ada potensi es di Kabupaten Banjarnegara dan sekitarnya.
"Kalau di Banjarnegara biasanya ada fenomena embun upas atau bunga es yang muncul di Dataran Tinggi Dieng," katanya.
Kendati demikian, kata dia, hal itu biasanya terjadi pada puncak musim kemarau sekitar Juli hingga Agustus.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Antara dari BMKG di Purwokerto, Rabu, citra satelit dari kanal inframerah dan citra radar menunjukkan adanya pertumbuhan awan konvektif saat terjadinya hujan es di wilayah tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Klas II Ahmad Yani Semarang menginformasikan bahwa kondisi lokal labilitas udara pada siang hari menunjukkan kondisi labil dengan potensi hujan badai.
Selain itu, kondisi atmosfer saat terjadinya hujan es juga ditemukan adanya pengaruh regional berupa pola tekanan yang menunjukkan adanya tekanan rendah di sebelah barat dan utara Australia.
Selain itu, ada pola angin yang mengindikasikan pembentukan awan konvektif akibat pengumpulan massa udara dan daerah belokan angin yang mengakibatkan perlambatan massa udara.
Hal tersebut mengakibatkan peningkatan pengangkatan massa udara yang berpotensi menumbuhkan awan konvektif Cumulonimbus yang dapat menyebabkan hujan lebat dan hujan es apabila menjadi super sel.
Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara), Setyoajie Prayoedhie menambahkan berdasarkan hasil analisa sementara, belum ada potensi es di Kabupaten Banjarnegara dan sekitarnya.
"Kalau di Banjarnegara biasanya ada fenomena embun upas atau bunga es yang muncul di Dataran Tinggi Dieng," katanya.
Kendati demikian, kata dia, hal itu biasanya terjadi pada puncak musim kemarau sekitar Juli hingga Agustus.