Semarang (Antaranews Jateng) - Sentra pengolahan ikan asap di Bandarharjo Semarang bakal dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan untuk menarik kunjungan wisatawan.

"Mangut kepala ikan manyung merupakan salah satu kuliner favorit di Kota Semarang. Ya, ikan asapnya dari sini," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Jumat.

Hal tersebut diungkapkan politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu di sela blusukan di sentra pengolahan ikan asap di Bandarharjo untuk melihat perkembangannya.

Ia menilai perkembangan di kawasan Bandarharjo Semarang sekarang ini sangat pesar, sebab saat ini tidak lagi terjadi rob, yakni limpasan air laut yang tinggi seperti sebelumnya.

"Tetapi, waktu saya berkeliling kok banyak sekali sampah yang dibiarkan di saluran. Kalau ini dibiarkan maka tinggal menunggu waktu pasti banjir lagi di sini," katanya.

Menurut dia, pengembangan sentra ikan asap di Bandarharjo sebagai salah satu destinasi wisata tidak bisa menjadi urusan pemerintah saja, tetapi melibatkan peran aktif masyarakat.

Oleh karena itu, ia mengumpulkan tokoh masyarakat dan sejumlah warga Bandarharjo untuk diajak berdiskusi mengenai pengembangan kawasan itu, sekaligus meminta bantuan masyarakat.

Dari pemerintah, kata dia, melihat perlunya infrastruktur Jalan Lodan yang menjadi akses ke sentra ikan asap Bandarharjo yang selama ini menyulitkan untuk diakses masyarakat.

"Perbaikan Jalan Lodan, kami anggararkan pada 2018 sebesar Rp5 miliar. Dengan perbaikan infrastruktur jalan, sentra ikan asap di Bandarharjo akan jadi destinasi wisata unggulan," katanya.

Apalagi, kata Hendi, selama ini potensi olahan mangut dari ikan manyung menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Semarang, terbukti dari olahan kuliner itu yang diburu banyak orang.

Mulai dari masyarakat biasa, kata dia, artis, hingga pejabat pun pasti menyempatkan mencicipi kuliner mangut ikan manyung yang terkenal pedas sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Selain akses jalan, kata dia, upaya penanggulangan rob dan banjir akan semakin dimantapkan untuk kawasan tersebut sehingga akan semakin membuat wisatawan merasa nyaman.

"Kemudian, tanggul di Kalibaru yang saat ini masih berupa tanah akan kami perkuat dengan konstruksi fisik yang lebih memadai. Ya, sebagai upaya penanggulangan rob dan banjir," katanya. ***1***

(U.KR-ZLS/B/S027/S027) 12-01-2018 19:19:43

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024