Jepara, (Antaranews Jateng) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, bersama tim gabungan berhasil menemukan korban tenggelam di Sungai Kedung Mbah Raden Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, dalam kondisi meninggal dunia, Kamis.
Menurut Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Jepara Pujo Prasetyo di Jepara, Kamis, korban tenggelam bernama Nur Afidin (8) yang masih duduk di kelas dua SD asal Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Jepara, itu, ditemukan sekitar pukul 07.45 WIB.
Lokasi ditemukannya korban, kata dia, tidak jauh dari lokasi korban pertama kali tenggelam.
Dugaan awal, kata dia, di lokasi setempat memang terdapat pusaran air, sehingga tim pencarian berupaya menyisir lokasi setempat sebelum menyusuri lokasi lain.
Jasad korban selanjutnya dilakukan visum oleh dokter dari Puskesmas Mayong Dua.
Dari hasil visum dokter, kata dia, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan fisik, meskipun terdapat luka pada mata, hidung dan mulut yang diduga akibat benturan.
Selanjutnya, jenazah korban diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.
Korban dikabarkan tenggelam di sungai yang ada di Desa Mayong Lor tersebut sekitar pukul 14.00 WIB.
Kemudian personeL BPBD Jepara bersama TNI, Polri, Basarnas, serta sejumlah relawan melakukan pencarian korban.
Rabu (3/1) pukul 19.30 WIB, upaya pencarian dihentikan karena cuaca serta banyaknya warga yang menonton.
Upaya pencarian dilanjutkan kembali hari ini (4/1) mulai pukul 07.00 WIB, kemudian 45 menit berselang berhasil ditemukan.
"Agar kasus serupa tidak terulang, sebaiknya orang tua perlu mengingatkan anaknya yang masih kecil agar tidak bermain di sungai, mengingat cuaca saat ini sering kali ada peningkatan debit air sungai," ujarnya.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, kronologis kejadian berawal ketika korban bermain "play station" dengan tiga temannya, yakni Baruniam (12), Ahmad Safarudin (12) dan Noval Zidan (10) yang juga warga Desa Mayong Lor.
Kemudian korban mengajak para saksi untuk berenang di sungai, sesampainya di TKP korban mandi sendirian sedangkan tiga temannya hanya menunggu di tepi sungai.
Awalnya, korban berenang di lokasi yang dangkal dengan kedalaman air kurang lebih 50 sentimeter, kemudian pindah ke lokasi yang lebih dalam meskipun temannya mengingatkan agar tidak berenang di lokasi yang dalam.
Selang beberapa menit, korban minta tolong dan salah satu temannya berhasil menarik tangan korban, namun terlepas dan mencoba menolong menggunakan sebatang bambu, namun upaya korban memegang bambu tersebut tidak membuahkan hasil sehingga hanyut terseret arus air.
Menurut Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Jepara Pujo Prasetyo di Jepara, Kamis, korban tenggelam bernama Nur Afidin (8) yang masih duduk di kelas dua SD asal Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Jepara, itu, ditemukan sekitar pukul 07.45 WIB.
Lokasi ditemukannya korban, kata dia, tidak jauh dari lokasi korban pertama kali tenggelam.
Dugaan awal, kata dia, di lokasi setempat memang terdapat pusaran air, sehingga tim pencarian berupaya menyisir lokasi setempat sebelum menyusuri lokasi lain.
Jasad korban selanjutnya dilakukan visum oleh dokter dari Puskesmas Mayong Dua.
Dari hasil visum dokter, kata dia, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan fisik, meskipun terdapat luka pada mata, hidung dan mulut yang diduga akibat benturan.
Selanjutnya, jenazah korban diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan.
Korban dikabarkan tenggelam di sungai yang ada di Desa Mayong Lor tersebut sekitar pukul 14.00 WIB.
Kemudian personeL BPBD Jepara bersama TNI, Polri, Basarnas, serta sejumlah relawan melakukan pencarian korban.
Rabu (3/1) pukul 19.30 WIB, upaya pencarian dihentikan karena cuaca serta banyaknya warga yang menonton.
Upaya pencarian dilanjutkan kembali hari ini (4/1) mulai pukul 07.00 WIB, kemudian 45 menit berselang berhasil ditemukan.
"Agar kasus serupa tidak terulang, sebaiknya orang tua perlu mengingatkan anaknya yang masih kecil agar tidak bermain di sungai, mengingat cuaca saat ini sering kali ada peningkatan debit air sungai," ujarnya.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, kronologis kejadian berawal ketika korban bermain "play station" dengan tiga temannya, yakni Baruniam (12), Ahmad Safarudin (12) dan Noval Zidan (10) yang juga warga Desa Mayong Lor.
Kemudian korban mengajak para saksi untuk berenang di sungai, sesampainya di TKP korban mandi sendirian sedangkan tiga temannya hanya menunggu di tepi sungai.
Awalnya, korban berenang di lokasi yang dangkal dengan kedalaman air kurang lebih 50 sentimeter, kemudian pindah ke lokasi yang lebih dalam meskipun temannya mengingatkan agar tidak berenang di lokasi yang dalam.
Selang beberapa menit, korban minta tolong dan salah satu temannya berhasil menarik tangan korban, namun terlepas dan mencoba menolong menggunakan sebatang bambu, namun upaya korban memegang bambu tersebut tidak membuahkan hasil sehingga hanyut terseret arus air.