Temanggung, (Antaranews Jateng) - Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas-puskesmas untuk mengantisipasi munculnya penyakit difteri yang akhir-akhir ini kasus di beberapa daerah, kata Kepala Dinkes Kabupaten Temanggung, Suparjo.

"Kami meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas-puskesmas agar waspada terhadap pasien yang mengalami tanda-tanda penyakit difteri segera dirujuk ke rumah sakit," katanya di Temanggung, Jumat.

Ia menyebutkan tanda-tanda gejala penyakit difteri antara lain demam, batuk, tenggorokan sakit harus diperhatikan betul, tanda difteri yang khas adalah bercak putih keabu-abuan yang biasanya sulit dilepas.

"Kalau tanda-tanda itu ada segera dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan diagnosis lebih lanjut, tetapi di Temanggung sampai sekarang belum ada kasus," katanya.

Menurut dia kasus terakhir muncul sudah lama sekitar delapan atau sembilan tahun lalu, itu pun baru suspect.

Ia mengatakan difteri itu penyakit menular melalui udara. Semua rumah sakit di Temanggung siap sebagai rujukan penderita difteri karena hanya memerlukan ruang isolasi saja, kalau obatnya biasa saja. "Risiko penularan difteri sangat besar maka penderita harus diisolasi, kalau di puskesmas tidak ada ruang isolasi maka perlu dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Ia menuturkan di beberapa daerah sudah ada kasus difteri, maka perlu kewaspadaan. Mereka yang rentan tertular adalah orang yang tidak mau diimunisasi.

Ia mengkhawatirkan pada masyarakat yang tidak mau diimunisasi seperti di salah satu dusun di Desa Bonjor, Kecamatan Tretep sehingga rawan sekali.

Ia menuturkan kalau terjadi satu kasus saja merupakan kasus luar biasa (KLB), jika KLB maka harus dilakukan imunisasi untuk semua umur.

"Paling rawan adalah anak-anak yang tidak dilindungi dengan imunisasi," katanya.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024