Semarang, ANTARA JATENG - Ketua Koalisi Kependudukan untuk Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Prof Saratri Wilonoyudo mengatakan bahwa rendahnya pengawasan orang tua kepada anak, menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya pernikahan dini.

"Dari data yang ada, nikah usia dini masih tinggi dan lebih dari 50 persen karena hamil duluan ," kata Prof Saratri yang menyebutkan data tersebut berasal dari data Kementerian Agama.

Prof Saratri menjelaskan di sejumlah daerah dengan tingkat pernikahan tinggi, salah satu faktor terbesarnya adalah karena minimnya pengawasan dan tidak ada pendampingan dari para orang tua.

"Tidak ada pengawasan dari orang tua, karena orang tuanya boro (merantau ke luar daerah untuk mencari pekerjaan). Selain itu, juga disebabkan karena rendahnya pendidikan," katanya.

Faktor lain penyebab maraknya pernikahan dini, lanjut Prof Saratri, yakni orang tua dengan keluarga tidak mampu yang ingin secepatnya melepas tanggung jawab terhadap anaknya.

Ekonomi yang kurang menjadikan mereka tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi dan ingin secepatnya melepas tanggung jawab terhadap anaknya.

"Padahal dampak dengan nikah dini sangat panjang seperti bertambahnya angka kematian ibu karena reproduksi yang belum siap serta meningkatkan angka kematian bayi," katanya.

BKKBN Provinsi Jawa Tengah telah memberikan stimulus kepada sejumlah kelompok usaha di Kabupaten Grobogan dengan harapan meningkatkan kesejahteraan keluarga, pendapatan meningkat, ada keinginan menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi dan tidak buru-buru menikahkan anaknya.


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor :
Copyright © ANTARA 2024