Semarang, ANTARA JATENG - BKKBN Provinsi Jawa Tengah terus menekan terjadinya pernikahan dini dan salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan meningkatkan jumlah pendapatan, sehingga dibarengi dengan meningkatnya taraf hidup keluarga.

Kepala BKKBN Provinsi Jateng Wagino mengatakan salah satu faktor terjadinya pernikahan dini dikarenakan ekonomi keluarga yang kurang, sehingga mereka ingin melepaskan tanggung jawabnya dengan menikahkan anaknya.

"Sebagian orang tua ingin lepas tanggung jawabnya dengan menikahkan anaknya," kata Wagino.

Ekonomi yang kurang tersebut, lanjut Wagino, juga berdampak rendahnya pendidikan karena orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, lanjut Wagino, BKKBN memberikan bantuan berupa alat teknologi tepat guna untuk kelompok Usaha Peningkatan Keluarga Sejahtera agar orang tua memiliki usaha, sehingga ada keinginan menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan tidak buru-buru menikahkan anaknya.

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Provinsi Jateng Nurrudin Pribadi menambahkan bantuan alat teknologi tepat guna tersebut di antaranya diberikan kepada sejumlah kelompok yang ada di daerah Kabupaten Grobogan.

"Jadi orang tuanya kami beri bantuan alat packing emping dan marning jagung. Sementara anaknya diberi bantuan untuk usaha sablon," kata Nurrudin.

Bantuan alat tersebut, lanjut Nurrudin, merupakan modal awal yang diharapkan dapat terus dikembangkan dan menjadi solusi bagi kelompok ekonomi produktif dan kelompok remaja yang ada di Kabupaten Grobogan, sehingga dapat menekan dampak sosial seperti pernikahan dini.

"Tahun ini di Kabupaten Grobogan dan tahun depan akan ada tiga kabupaten/kota lainnya yang saat ini masih tahap inventarisasi," demikian Nurrudin.


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor :
Copyright © ANTARA 2024