Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi menyebutkan setidaknya 510 wirausahawan atau usaha mikro kecil dan menengah terfasilitasi kredit wirausaha bangkit sejahtera (Wibawa).

"Berdasarkan catatan kami sampai November 2017, sudah ada 510 wirausaha di Kota Semarang yang mendapatkan modal usaha tanpa agunan melalui Kredit Wibawa ini," katanya di Semarang, Jumat.

Hal tersebut diungkapkan orang nomor satu di Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu saat meninjau Semarang Kreatif Galeri yang berada di kawasan Kota Lama Semarang.

Pada Februari 2017, Pemerintah Kota Semarang meluncurkan program kredit bernama Kredit Wibawa dengan nilai pinjaman hingga Rp50 juta dan bunga rendah hanya tiga persen/tahun.

Tak hanya itu, Kredit Wibawa juga memberikan opsi skema pinjaman tanpa agunan atau jaminan dengan nilai pinjaman maksimal Rp5 juta untuk memudahkan kalanan UMKM mendapatkan permodalan.

"Dengan begini, masyarakat di Kota Semarang yang ingin menjadi wirausaha tidak perlu menjaminkan apa-apa untuk bisa mendapatkan kredit usaha," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Hendi menambahkan pengajuan Kredit Wibawa juga dimudahkan dengan layanan "call centre" (024) 3584-086 yang akan dipandu pengajuannya sehingga tidak perlu kerepotan datang ke kantor.

Fasilitasi untuk berwirausaha, diakuinya, bukan hanya persoalan modal, melainkan penyediaan tempat usaha yang representatif dan murah yang selama ini menjadi kendala bagi para wirausahawan.

Namun, tegas dia, tidak perlu khawatir karena banyak sekali ruang usaha yang representatif untuk membuka usaha, mulai Semarang Kreatif Galeri, shelter pedagang kaki lima, hingga pasar tradisional.

"Seperti di Semarang Kreatif Galeri. Dulunya, kan perkantoran, kemudian disulap jadi ruang pamer produk kerajinan dan fesyen di Kota Semarang. Ada sekitar 68 UMKM yang sudah menggunakannya secara gratis," katanya.

Selain itu, Hendi mengatakan pasar-pasar tradisional di Kota Semarang yang sudah banyak direvitalisasi juga bisa menjadi ruang usaha bagi masyarakat tanpa harus dibebani biaya sewa yang tinggi.

"Kami lakukan revitalisasi pasar tradisional tanpa melibatkan pihak ketiga atau investor. Ya, ini supaya masyarakat yang ingin berjualan tidak perlu membayar biaya sewa yang tinggi," katanya.


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024