Purwokerto, ANTARA JATENG - Sektor pariwisata dapat dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan budaya lokal, kata Pengamat Pariwisata Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru.
"Upaya menghidupkan kembali potensi seni budaya lokal di tengah peradaban global bisa dilakukan melalui sektor pariwisata," kata Chusmeru di Purwokerto, Selasa.
Dia mencontohkan, pemerintah daerah dapat memberikan imbauan kepada hotel, restoran, pengelola taman rekreasi dan objek wisata lainnya, untuk menyuguhkan seni budaya lokal kepada wisatawan.
"Begitu pula dengan kuliner, sajian makanan tradisional untuk menyambut wisatawan bisa dijadikan alternatif," katanya.
Para pihak terkait, kata dia, dapat memanfaatkan momentum liburan akhir untuk menerapkan hal tersebut.
"Pergantian tahun bisa dijadikan momentum karena biasanya terjadi lonjakan wisatawan," katanya.
Sementara itu, dia juga mengatakan, pemerintah kabupaten dan pihak terkait lainnya, perlu memastikan jaminan dan keanyamanan wisatawan.
"Libur tahun baru memang berbeda dengan hari libur biasa, sehingga objek dan daya tarik wisata yang akan dikunjungi juga berbeda. Pengunjung akan berada di tempat sejak siang hingga larut malam," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, perlu dipastikan jaminan keamaan dan kenyamaan wisatawan menjelang pergantian tahun.
Kemacetan lalu lintas di jalan-jalan protokol, kata dia, adalah ciri khas tahun baru, sehingga perlu antisipasi agar tidak terjadi kemacetan.
"Perlu difikirkan rekayasa lalu lintas yang tidak membuat masyarakat justru terjebak dalam kemacetan," katanya.
Dia juga menambahkan, objek dan daya tarik yang biasa dikunjungi saat pergantian tahun antara lain taman, monumen, lapangan, alun-alun, pantai, dan panggung terbuka yang disediakan pemerintah maupun swasta," katanya.
"Tempat kuliner juga dipastikan akan dipenuhi wisatawan pada pergantian tahun. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan budaya lokal," katanya.
"Upaya menghidupkan kembali potensi seni budaya lokal di tengah peradaban global bisa dilakukan melalui sektor pariwisata," kata Chusmeru di Purwokerto, Selasa.
Dia mencontohkan, pemerintah daerah dapat memberikan imbauan kepada hotel, restoran, pengelola taman rekreasi dan objek wisata lainnya, untuk menyuguhkan seni budaya lokal kepada wisatawan.
"Begitu pula dengan kuliner, sajian makanan tradisional untuk menyambut wisatawan bisa dijadikan alternatif," katanya.
Para pihak terkait, kata dia, dapat memanfaatkan momentum liburan akhir untuk menerapkan hal tersebut.
"Pergantian tahun bisa dijadikan momentum karena biasanya terjadi lonjakan wisatawan," katanya.
Sementara itu, dia juga mengatakan, pemerintah kabupaten dan pihak terkait lainnya, perlu memastikan jaminan dan keanyamanan wisatawan.
"Libur tahun baru memang berbeda dengan hari libur biasa, sehingga objek dan daya tarik wisata yang akan dikunjungi juga berbeda. Pengunjung akan berada di tempat sejak siang hingga larut malam," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, perlu dipastikan jaminan keamaan dan kenyamaan wisatawan menjelang pergantian tahun.
Kemacetan lalu lintas di jalan-jalan protokol, kata dia, adalah ciri khas tahun baru, sehingga perlu antisipasi agar tidak terjadi kemacetan.
"Perlu difikirkan rekayasa lalu lintas yang tidak membuat masyarakat justru terjebak dalam kemacetan," katanya.
Dia juga menambahkan, objek dan daya tarik yang biasa dikunjungi saat pergantian tahun antara lain taman, monumen, lapangan, alun-alun, pantai, dan panggung terbuka yang disediakan pemerintah maupun swasta," katanya.
"Tempat kuliner juga dipastikan akan dipenuhi wisatawan pada pergantian tahun. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan budaya lokal," katanya.