Semarang, ANTARA JATENG -  Keterbatasan personel menjadikan para penyuluh Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) bersinergi dengan para kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan sub-PPKBD.

"PPKBD dan sub-PPKBD merupakan kepanjangan tangan dari kami. Kalau tidak ada kader di lapangan, akan repot sekali," kata Indah Retnowati, salah satu penyuluh KB Kabupaten Kebumen.

Indah menjelaskan di daerahnya, jumlah penyuluh KB sebanyak 59 orang dan harus membina 460 desa, sehingga ada petugas yang membina enam desa, bahkan lebih.

"Kami tidak mungkin menghandle kegiatan di enam desa, karena idealnya satu penyuluh hanya membina satu sampai dengan dua desa," katanya.

Keterbatasan personel tersebut yang menjadikan para penyuluh harus memiliki tingkat prioritas yang tinggi serta bersinergi dengan para PPKBD dan sub-PPKBD yang berada di tingkat rt-rw.

Indah bersyukur, sejak dua tahun lalu penyuluh KB di Kebumen selalu menjadi yang terbaik sebagai buah kinerja yang maksimal di lapangan.

"Kendala di lapangan tidak ada. Semua baik. Hubungan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) KB tidak ada masalah begitu juga dengan para mitra. Kami membutuhkan dukungan dari para pemangku kebijakan, karena tentu kami tidak bisa berjalan sendiri," katanya.

Untuk pencapaian kepesertaan KB aktif di Kecamatan Kebumen tercatat 12.300 orang dari jumlah pasangan usaia subur kurang lebih 17.000 orang.


Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor :
Copyright © ANTARA 2024