Kudus, ANTARA JATENG - Harga beras di pusat perdagangan beras di Pasar Baru Kudus, Jawa Tengah, pada pekan ini melesat, bahkan kenaikannya lebih dari 5 persen, menyusul musim panen tanaman padi di sejumlah daerah telah lewat.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Baru Kudus Yusma di Kudus, Selasa, mengatakan, kenaikan harga beras terjadi sejak sepekan lebih, karena hampir semua daerah sudah melewati masa panen tanaman padi.

Bahkan, lanjut dia, pasokan beras yang diterima saat ini juga terbatas, karena untuk wilayah Jateng hampir tidak ada lagi petani yang panen.

Mayoritas pasokan beras yang diterima saat ini, lanjut dia, berasal dari wilayah Jawa Timur karena masih ada petani yang baru mulai panen.

Karena stok beras di pasaran terbatas, kata dia, harga jual beras di pasaran cukup mahal.

Ia mencontohkan, beras jenis IR-64 kualitas sedang yang awalnya dijual dengan harga Rp9.000 per kilogram, kini harganya naik menjadi Rp9.500/kg atau naik hampir 6 persen.
Sementara harga jual beras jenis IR-64 kualitas bagus, kata dia, awalnya dijual Rp9.600/kg, kini naik menjadi Rp10.000/kg atau naik lebih dari 4 persen.

Harga jual beras tersebut, kata dia, masih memungkinkan merangkak naik, ketika stok beras di pasaran masih tetap terbatas.

Ia memperkirakan, pada bulan Februari 2018 harga jual beras di pasaran bakal menurun karena bertepatan dengan musim panen di sejumlah daerah.

Sebetulnya, kata dia, permintaan cenderung stabil, namun karena stok beras terbatas akhirnya berdampak pada omzet penjualan justru turun.

"Jika sebelumnya bisa mendapatkan pasokan hingga 20 ton, kini hanya 10 ton beras, bahkan bisa kurang karena semua pedagang juga membutuhkan pasokan beras," ujarnya.

Akibatnya, kata dia, pelanggan yang biasanya membeli beras dalam jumlah banyak, terpaksa menyesuaikan stok beras yang ada di gudang.

Untuk saat ini saja, dia mengaku, hanya memiliki 15 ton beras dan belum bisa menambah jumlah besar, karena masih langka.

Pedagang beras asal Demak, Maspuah mengakui, sejak beberapa pekan terakhir stok gabah di pasaran memang mulai langka, bahkan untuk wilayah Jateng sudah tidak ada lagi petani yang panen.

Apalagi, lanjut dia, saat ini tengah memasuki musim tanam pertama, sehingga panen tanaman padi baru dimulai bulan Februari dan Maret 2018.

Karena stok gabah di wilayah Jateng mulai langkah, dia mengaku, harus mencari gabah hingga ke Jawa Timur, namun setelah diproses menjadi beras harga jualnya memang mahal.

Untuk beras jenis SS biasa, kata dia, naik menjadi Rp9.500/kg, dari harga jual sebelumnya sekitar Rp9.000/kg untuk tingkat grosir.

Kenaikan harga jual beras tersebut, lanjut dia, berlangsung secara bertahap, mulai dari naik menjadi Rp9.200, kemudian naik menjadi Rp9.500/kg.

"Jika stok gabah di lapangan masih tetap sulit, harga beras di pasaran dipastikan merangkak naik," ujarnya. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor :
Copyright © ANTARA 2024