Jepara, ANTARA JATENG - Kapal tongkang Anggelin 219-06 dan Tug Boat (kapal penarik) Michelle 219-06 terdampar di Pantai Pungkruk Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada Jumat pukul 05.00 WIB.
Kasat Satuan Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Kepolisian Resor Jepara AKP Hendrik Irawan di Jepara, membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Kapal tongkang milik PT Pancaran Samudra Transport tersebut, kata dia, berangkat dari Cirebon Rabu (29/11) tujuan Samarinda, Kalimantan.
Hanya saja, kata dia, ketika sampai di perairan Keling, Jepara pada hari Kamis (30/11) malam terhempas ombak besar dengan ketinggian 4 meter dan kecepatan angin 30 knot.
"Pada saat yang sama, mesin kapal justru mati, sehingga terdampar di Perairan Desa Mororejo, Kecamatan Mlonggo," ujarnya.
Sembilan kru kapal, kata dia, dalam keadaan selamat.
Nahkoda Tug Boat Iryanto membenarkan, bahwa kapal tongkang yang ditariknya itu hendak menuju Samarinda dari Cirebon.
"Tongkang dalam kondisi kosong tanpa muatan batu bara," ujarnya.
Matinya mesin kapal, kata dia, disebabkan tali menyangkut kipas mesin kapal, sehingga mereka berupaya mengurangi panjang tali dan mencari tempat berlindung di Pantai Beringin.
Setelah tali yang membelit kipas mesin kapal berhasil diatasi, kata dia, kapal bisa berlayar, namun ada masalah pada mesin, sehingga untuk memperbaiki mencoba menuju Pulau Panjang.
"Kerusakan bisa diperbaiki lagi, sehingga bisa berlayar kembali," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, Kamis (30/11) malam sekitar pukul 22.00 WIB diterjang gelombang besar setinggi 4 meter dengan kecepatan angin mencapai 30 knot.
"Kami mencoba menepikan tongkang, namun Jumat (1/12) pagi mesin Tug Boat justru mati, sehingga terdampar," ujarnya.
Beruntung, kata dia, upaya meminta bantuan dengan mengirimkan kode "Mayday" berhasil dan semua kru kapal berhasil diselamatkan.
Kasat Satuan Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Kepolisian Resor Jepara AKP Hendrik Irawan di Jepara, membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Kapal tongkang milik PT Pancaran Samudra Transport tersebut, kata dia, berangkat dari Cirebon Rabu (29/11) tujuan Samarinda, Kalimantan.
Hanya saja, kata dia, ketika sampai di perairan Keling, Jepara pada hari Kamis (30/11) malam terhempas ombak besar dengan ketinggian 4 meter dan kecepatan angin 30 knot.
"Pada saat yang sama, mesin kapal justru mati, sehingga terdampar di Perairan Desa Mororejo, Kecamatan Mlonggo," ujarnya.
Sembilan kru kapal, kata dia, dalam keadaan selamat.
Nahkoda Tug Boat Iryanto membenarkan, bahwa kapal tongkang yang ditariknya itu hendak menuju Samarinda dari Cirebon.
"Tongkang dalam kondisi kosong tanpa muatan batu bara," ujarnya.
Matinya mesin kapal, kata dia, disebabkan tali menyangkut kipas mesin kapal, sehingga mereka berupaya mengurangi panjang tali dan mencari tempat berlindung di Pantai Beringin.
Setelah tali yang membelit kipas mesin kapal berhasil diatasi, kata dia, kapal bisa berlayar, namun ada masalah pada mesin, sehingga untuk memperbaiki mencoba menuju Pulau Panjang.
"Kerusakan bisa diperbaiki lagi, sehingga bisa berlayar kembali," ujarnya.
Hanya saja, kata dia, Kamis (30/11) malam sekitar pukul 22.00 WIB diterjang gelombang besar setinggi 4 meter dengan kecepatan angin mencapai 30 knot.
"Kami mencoba menepikan tongkang, namun Jumat (1/12) pagi mesin Tug Boat justru mati, sehingga terdampar," ujarnya.
Beruntung, kata dia, upaya meminta bantuan dengan mengirimkan kode "Mayday" berhasil dan semua kru kapal berhasil diselamatkan.