Jakarta, ANTARA JATENG - Suku bunga acuan sebesar 4,25 persen sudah cukup rendah dan dipercaya sudah cukup mendorong investasi, kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara.

"Bank Indonesia sudah menurunkan bunga (hingga) delapan kali sejak Januari 2016 di tengah Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat, red.) menaikkan bunga sudah tiga kali," katanya usai menjadi pembicara kunci dalam Pelatihan Wartawan Daerah Bank Indonesia 2017 di Jakarta, Senin.

Bahkan, kata dia, Federal Reserve pada bulan Desember kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga.

Ia menegaskan saat Federal Reserve menaikkan suku bunga, Bank Indonesia justru bisa menurunkan suku bunga hingga delapan kali total sebanyak 2,0 persen.

Menurut dia, hal itu hanya bisa terjadi di antaranya karena inflasi berhasil diturunkan serta defisit ekspor-impor barang dan jasa bisa dikendalikan.

"Sekarang angkanya (angka defisit, red.) hanya sekitar 1,7-1,8 persen dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto). Pernah, kita pada kuartal kedua tahun 2013 itu sampai 4,2 persen dari PDB," katanya.

Mirza mengatakan defisit ekspor-impor barang dan jasa pada tahun 2018 diperkirakan berkisar 2-2,3 persen dari PDB.

Menurut dia, angka perkiraan sebesar 2-2,3 persen itu masih tergolong sehat.

"Pemerintah juga mengendalikan fiskal anggaran juga dengan baik. Kita juga bisa kendalikan utang luar negeri," katanya.

Ia mengatakan utang luar negeri Indonesia hanya 34 persen dari PDB.

Oleh karena itu, kata dia, Bank Indonesia bisa menurunkan suku bunga.

"Ke depannya masih ada atau enggak ruang untuk menurunkan suku bunga? Sudah cukup," katanya.

Menurut dia, hal itu karena level suku bunga yang sekarang sudah cukup rendah dibandingkan dengan level suku bunga pada waktu sebelum Amerika Serikat ancang-ancang untuk mengurangi stimulus moneter.

Dalam hal ini, kata dia, suku bunga Bank Indonesia pada tahun 2012 tidak sampai 4,25 persen.

"Jadi kalau sekarang suku bunga Bank Indonesia adalah 4,25 persen, itu sudah cukup rendah. Suku bunga tersebut kami percaya bahwa sudah cukup untuk mendorong investasi," tegasnya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024