Banyumas, ANTARA JATENG - Perum Bulog mulai membangun gudang kedelai berkapasitas 3.500 ton di kompleks pergudangan Klahang, Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Pembangunan gudang kedelai yang berada di wilayah kerja Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Karyawan Gunarso di kompleks pergudangan Klahang, Kamis.

Saat ditemui wartawan, Karyawan Gunarso mengatakan pembangunan gudang kedelai berkapasitas 3.500 ton dengan ukuran panjang 54 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 7 meter itu merupakan salah satu realisasi penyertaan modal negara (PMN) yang direncanakan akan selesai dibangun dan dapat dioperasikan lima bulan mendatang.

"Pembangunan gudang ini dalam rangka melaksanakan amanah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2015 tentang Penugasan kepada Perum Bulog dalam rangka ketahanan pangan nasional," katanya.

Terkait dengan hal itu, kata dia, untuk menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen serta produsen, Perum Bulog harus dilengkapi dengan ketersediaan maupun pengembangan infrastruktur pascapanen terutama padi, jagung, dan kedelai (pajale).

Ia mengatakan sumber pembiayaan pembangunan gudang tersebut berasal dari dana perusahaan maupun tambahan dana PMN.

"Pemberian PMN tahun anggaran 2016 kepada Perum Bulog sebagai salah satu badan usaha milik negara (BUMN) dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas usaha dan kinerja, investasi, serta memperkuat struktur pemindaian. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan peranan Perum Bulog sebagai salah satu `agent of development` agar mampu mendukung program prioritas nasional, antara lain dalam rangka mendukung kedaulatan pangan, pembangunan infrastruktur dan konektivitas, serta kemandirian ekonomi nasional," katanya.

Lebih lanjut, Karyawan mengatakan pada akhir Desember 201, Perum Bulog mendapatkan tambahan dana PMN sebesar Rp2 triliun untuk pengembangan infrastruktur pascapanen padi/beras, jagung, dan kedelai.

Menurut dia, PMN sebesar Rp2 triliun itu akan digunakan untuk empat kegiatan utama, yakni peningkatan penyerapan hasil panen gabah/beras petani melalui pembangunan "Modern Rice Milling Plant (MRMP)" dengan kapasitas total 1.000.000 ton gabah kering panen (GKP) per tahun di sentra-sentra produksi padi, meningkatkan kemarnpuan serapan dan pengolahan beras lokal dengan membangun 16 unit mesin "Rice to Rice".

Selain itu, meningkatkan nilai tambah hasil panen jagung melalui teknologi pengeringan modern dengan pembangunan 11 unit "Drying Centre" dan 64 unit penyimpanan (SILO) jagung di sentra produksi jagung, dan pembangunan 13 unit gudang kedelai di sentra produksi kedelai.

"Pengembangan infrastruktur pascapanen ini memang kegiatan terbesar yang pertama kali dilakukan Perum BULOG selama 14 tahun terakhir. Oleh karena itu, telah dilakukan berbagai kegiatan untuk mendukung kelancaran realisasi pembangunan infrastruktur," katanya.

Berdasarkan data, pembangunan "Rice to Rice" sebanyak tujuh unit yang tersebar di Bandar Lampung, Subang, Klaten, Purworejo, Jember, Pare-Pare, dan Sidrap.

Pembangunan gudang kedelai sebanyak delapan unit dilaksanakan di Bandar Lampung, Subang, Cianjur, Banyumas, dan Surabaya Utara.

Pembangunan MRMP terintegrasi sebanyak lima unit tersebar di Ngawi, Sragen, Jember, Pinrang, dan Sumbawa.

Pembangunan "Com Drying Center" dan SlLO sebanyak tiga unit berlokasi di Medan, Bulukumba, dan Gorontalo.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Banyumas Didi Rudwiyanto mengatakan kebutuhan kedelai di Banyumas mencapai 16.000 ton per tahun.

"Namun, produksi kedelai di Banyumas hanya 1.500 ton per tahun," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kabupaten Banyumas menyambut baik pembangunan gudang kedelai di kompleks pergudangan Klahang.

Menurut dia, Pemkab Banyumas telah menyiapkan lahan pertanian milik petanu seluas 10.000 hektare untuk memenuhi kebutuhan kedelai.

Akan tetapi dari luasan tersebut, kata dia, lahan yang digunakan baru seluas 1.600 hektare.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024