Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegur rekanan yang mengerjakan proyek pengerjaan drainase dan jalur pedestrian di Jalan Indraprasta Semarang karena progresnya lambat.

"Ternyata, progres proyek ini baru 35 persen. Saya dapat laporan hampir tiga minggu tidak ada aktivitas," kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, saat melakukan inspeksi mendadak proyek infrastruktur di Semarang, Rabu.

Politikus PDI Perjuangan itu kecewa karena proyek infrastruktur yang dianggarkan APBD Kota Semarang senilai Rp7,1 miliar itu tidak dikerjakan secara efektif, padahal jalur pedestrian itu sangat penting bagi warga.

Di sisi lain, keberadaan material dari pembangunan proyek infrastruktur ini juga mengganggu masyarakat dan pengguna jalan karena memenuhi sisi Jalan Indraprasta karena tidak segera dikerjakan pembangunannya.

Ia meminta rekanan yang menangani proyek itu, PT Dipomulyo Mas bekerja tiga kali lebih cepat, tetapi jangan sampai ada penurunan kualitas hasil pekerjaan dengan adanya langkah percepatan yang dilakukan.

"Akhir November ini saya akan ke sini lagi. Tadi, pihak rekanan juga menyatakan siap untuk pengerjaan selanjutnya ditunggui teman-teman dari Pemerintah Kota Semarang agar jangan sampai molor lagi progresnya," katanya.

Hendi juga meminta tumpukan tanah dan batu dari hasil galian proyek drainase dan jalur pedestrian yang digarap PT Dipomulyo Mas itu yang memenuhi sisi Jalan Indraprasta Semarang itu segera diatasi.

Sementara itu, Adiyono Hendra, perwakilan dari PT Dipomulyo Mas menyampaikan permohonan maaf karena hampir tiga minggu ini tidak ada aktivitas pengerjaan yang disebabkan "miskomunikasi" internal terkait pembuangan bahan bekas galian.

Permasalahan lain yang dihadapi, kata dia, adanya keterlambatan pasokan material bangunan yang dibutuhkan sehingga membuat pengerjaan menjadi terhambat.

"Tadi, saya sudah sampaikan kepada Pak Wali (Wali kota, red.). Walaupun hari ini progres kami terlambat, kami yakin akhir November 2017 bisa selesai sesuai target," katanya.

Langkah percepatan pembangunan, kata dia, di antaranya dengan menambah alat berat dari semula satu menjadi empat unit, serta armada "dump truck" menjadi 11 unit dari semula hanya dua unit.


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024