Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sebuah pabrik pakan ternak yang dilaporkan menyebabkan munculnya kutu yang mengganggu sekitarnya.

Kedatangan orang nomor satu di Kota Semarang itu di pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Candi Semarang, Selasa, mengagetkan para sekuriti dan karyawan pabrik yang sedang beraktivitas.

Begitu turun dari mobil, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Gunawan Saptogiri langsung menuju ke tumpukan karung pakan yang sudah dikemas.

"Sudah diminta berhenti sementara untuk fumigasi (pengendalian hama, red.)? Sudah dilakukan? Tetapi, ini kutunya kok masih ada," tanya politikus PDI Perjuangan itu kepada Gunawan yang berada di sampingnya.

Dengan teliti, Hendi memeriksa satu persatu karung kemasan berisi pakan ternak itu sebab selama ini terus menerima laporan kutu-kutu yang berasal dari pabrik pengolahan pakan ternak itu.

"Kasihan pabrik-pabrik di sebelah. Ada yang produksi makanan dan pakaian jadi terganggu. Ya, harus ada rembukan yang baik upayanya gimana agar tidak menganggu pabrik-pabrik di sekitar," katanya.

Tak berselang lama, datang seorang pria yang diketahui pemilik pabrik tersebut bersama sejumlah staf menghampiri Hendi, kemudian bersalaman, dan mengajaknya berkeliling pabrik tersebut.

Pemilik pabrik yang enggan disebutkan namanya itu memastikan sudah melakukan upaya pengendalian hama kutu agar tidak mengganggu, seraya menunjuk beberapa tumpukan karung yang telah dibungkus plastik.

Setelah cukup lama berbincang dengan pemilik pabrik, Hendi kemudian berjalan ke luar pabrik, seraya mengatakan kedatangannya itu ingin melihat secara langsung apa yang selama ini dilaporkan soal kutu.

"Bukan sidak, ini ngajak rembugan saja. Baiknya bagaimana, upayanya bagaimana, jangan sampai ada yang dirugikan. Kami tidak ingin pabrik ini merugi. Bagaimana caranya, ini yang harus dicari," katanya.

Ia mencontohkan upaya fumigasi sebagai langkah pertama, tetapi jika ternyata belum mampu mengatasi kutu harus dicari upaya lebih lanjut, seperti relokasi ke tempat lain untuk mengurangi dampak kutu.

"Misalnya, sudah dilakukan fumigasi tetap ada kutunya, bagaimana kalau relokasi? Kalau keberatan relokasi, ya, caranya bagaimana supaya pabrik-pabrik di sekitarnya tidak terganggu dengan kutu," katanya.

Yang jelas, Hendi mengatakan upaya itu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan ekosistem bisnis yang ada di Kota Semarang yang sudah berjalan baik dengan mencarikan solusi yang paling efektif.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024