London, ANTARA JATENG - Jauh dari sikap pengecut, apalagi lepas tangan dari kekalahan atau justru menuding pihak lain sebagai penyebab kegagalan, atau lebih populer dikenal sebagai perilaku mencari "kambing hitam", tidak dikenal dan ditunjukkan oleh manajer Chelsea Antonio Conte.

Conte, yang berpaspor Italia, tahu benar apa dan bagaimana bersikap ksatria. Chelsea siap menjamu Manchester United dalam laga pekan kesebelas Liga Inggris yang digelar di Stamford Bridge, London, pada Minggu pekan ini.

Setelah kemasukan tiga gol tanpa balas ketika melawan AS Roma di ajang Liga Champions pada Rabu pekan ini, Conte mulai was-was dengan menyebut bahwa pasukannya tidak berada dalam performa apik.

Jelang duel dengan Manchester United, Conte lantas memotivasi anak asuhannya agar lekas-lekas menghapus kenangan pahit setelah kalah dari AS Roma.

Juru taktik Chelsea itu tidak ingin para pemain asuhannya membuat kekeliruan yang sama, karena lawan yang dihadapi justru sekelas Manchester United. Conte disebut-sebut tersulut amarah setelah menyaksikan personelnya tampil bermain amburadul manakala melawan AS Roma.

Conte mengamati kemudian menggarisbawahi perilaku atau tabiat dari sejumlah pemain Chelsea beberapa pekan ini, sebagaimana dikutip dari laman Independent.

Ketika kalah dari AS Roma, tampak benar bahwa tiga bek tengah, yakni Garry Cahill, David Luiz, dan Antonio Ruediger justru membiarkan wilayah pertahanan diacak-acak lawan.

Menghadapi dan merespons kepahitan itu, Conte memilih sikap ksatria. Ia mendaulat para pemain Chelsea menggalang kebersamaan, dengan membuang jauh-jauh keinginan pribadi.

Selain itu, Conte mengidentifikasi bahwa motivasi berperan krusial dalam sukses tidaknya sebuah tim ketika berkompetisi. Tidak ada motivasi, jangan berharap meraih kemenangan.

Conte bukan manajer kelas teri. Ia pernah didaulat menjabat sebagai pelatih Timnas Italia. Dan ia tahu betul apa dan bagaimana bersikap ksatria layaknya jenderal di ajang pertempuran.

Lepas dari tugas sebagai pelatih Timnas Italia, Conte "menyabung nyawa" di kompetisi Liga Inggris yang dikenal tidak mengenal belas kasihan. Artinya, sebagai manajer, Anda gagal berarti pemecatan berada di depan mata.

Hanya saja, Conte menghadapi pekerjaan rumah tidak remeh, yakni badai cedera pemain, salah satunya menimpa N'Golo Kante.

Conte dikenal sebagai motivator kelas kakap. Pria Italia itu mampu membangkitkan rasa kepercayaan diri para pemain, sebagaimana dia membangun Chelsea menjadi tim berkelas setelah dikalahkan Arsenal pada musim lalu.

Pewarta : Antaranews
Editor :
Copyright © ANTARA 2024