Demak, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak para petani menjadi wirausahawan di bidang pertanian sebagai upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
"(Selain bercocok tanam) para petani bisa menjadi `entrepreneur` di bidang pertanian sehingga kalau bisa lebih efisien dalam pengelolaannya, pascapanen lebih baik, cara menjualnya tidak hanya gabah tapi sudah berupa beras, diajari `packaging`-penjualan, menjaga kualitas, itu (salah satu bentuk) modernisasi pertanian," kata Ganjar di Kabupaten Demak, Senin.
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menghadiri tanam padi perdana masa tanam 2017/2018 dan pencanangan refugia di Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak.
Mantan anggota DPR RI itu menyebutkan, modernisasi di bidang pertanian merupakan salah satu mimpi dirinya sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kalau kita bisa memodernisasi dengan mekanisasi, maka tenaga kerja kita akan lebih efisien dalam mengerjakan itu, baik terkait dengan waktu waktu maupun jumlah pekerjanya," ujarnya.
Bentuk modernisasi pertanian yang telah dilakukan jajaran Pemprov Jateng adalah pemberian bantuan traktor, alat penanam bibit padi (transplanter), dan alat pemanen (harvester) bagi petani yang tergabung dalam kelompok petani.
Menurut Ganjar, sengan modernisasi pertanian tersebut diharapkan banyak generasi muda yang mau berprofesi sebagai petani sehingga sektor pertanian di provinsi setempat dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Dari 4 orang yang gunakan transplanter tadi, salah satunya masih muda, dia merasa bertaninya lebih mudah dan menarik. Dengan transplanter, menenam bisa lebih cepat," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Selain mendorong modernisasi di bidan pertanian, Pemprov Jateng juga mendorong agar gabungan kelompok tani bisa mengakses sistem informasi dan aplikasi-aplikasi yang telah ada.
Sebelumnya, Ganjar juga mengajak para generasi muda agar tidak ragu untuk bekerja di sektor pertanian karena dianggap sudah kuno dan tidak menguntungkan.
Mata pencaharian sebagai petani, kata dia, seringkali dianggap sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat, terutama generasi muda.
"Pertanian di Jateng menjadi salah satu tumpuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok di seluruh penjuru Tanah Air," ujarnya.
"(Selain bercocok tanam) para petani bisa menjadi `entrepreneur` di bidang pertanian sehingga kalau bisa lebih efisien dalam pengelolaannya, pascapanen lebih baik, cara menjualnya tidak hanya gabah tapi sudah berupa beras, diajari `packaging`-penjualan, menjaga kualitas, itu (salah satu bentuk) modernisasi pertanian," kata Ganjar di Kabupaten Demak, Senin.
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai menghadiri tanam padi perdana masa tanam 2017/2018 dan pencanangan refugia di Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak.
Mantan anggota DPR RI itu menyebutkan, modernisasi di bidang pertanian merupakan salah satu mimpi dirinya sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kalau kita bisa memodernisasi dengan mekanisasi, maka tenaga kerja kita akan lebih efisien dalam mengerjakan itu, baik terkait dengan waktu waktu maupun jumlah pekerjanya," ujarnya.
Bentuk modernisasi pertanian yang telah dilakukan jajaran Pemprov Jateng adalah pemberian bantuan traktor, alat penanam bibit padi (transplanter), dan alat pemanen (harvester) bagi petani yang tergabung dalam kelompok petani.
Menurut Ganjar, sengan modernisasi pertanian tersebut diharapkan banyak generasi muda yang mau berprofesi sebagai petani sehingga sektor pertanian di provinsi setempat dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Dari 4 orang yang gunakan transplanter tadi, salah satunya masih muda, dia merasa bertaninya lebih mudah dan menarik. Dengan transplanter, menenam bisa lebih cepat," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Selain mendorong modernisasi di bidan pertanian, Pemprov Jateng juga mendorong agar gabungan kelompok tani bisa mengakses sistem informasi dan aplikasi-aplikasi yang telah ada.
Sebelumnya, Ganjar juga mengajak para generasi muda agar tidak ragu untuk bekerja di sektor pertanian karena dianggap sudah kuno dan tidak menguntungkan.
Mata pencaharian sebagai petani, kata dia, seringkali dianggap sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat, terutama generasi muda.
"Pertanian di Jateng menjadi salah satu tumpuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok di seluruh penjuru Tanah Air," ujarnya.