Banyumas, ANTARA JATENG - Kementerian Pertanian mendorong pemilik penggilingan padi untuk menjual beras ke Perum Bulog, kata Penanggung Jawab Tim Serap Gabah Petani (Sergap) Kementan Wilayah Jawa Tengah Momon Rusmono.

"Oleh karena itu saya datang ke teman-teman penggilingan. Ini kan teman-teman penggilingan (bisa) besar karena kerja sama dengan Bulog," katanya di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.

Momon mengatakan hal itu kepada wartawan di sela mengunjungi sejumlah penggilingan padi mitra kerja Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

Ia mengatakan jika pemilik penggilingan padi menjual beras ke Bulog dapat dipastikan akan langsung dibayar karena uangnya ada.

"Saya mengajak (pemilik penggilingan padi), tolong bantu Bulog, bisa menjual berasnya tentunya yang memenuhi syarat ketentuan dengan harga Rp8.030 per kilogram. Itu harga fleksibilitas," tegas dia yang juga Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan.

Ia mengatakan sebelumnya, Bulog membeli beras dengan harga Rp7.300/kg, namun sejak dua bulan lalu naik 10 persen menjadi Rp8.030/kg.

Menurut dia, harga pembelian beras oleh Bulog sebesar Rp8.030/kg itu berlaku hingga tanggal 31 Desember 2017.

"Bulog Subdivre Banyumas ditetapkan sebanyak 20.000 ton untuk menyerap beras dengan harga Rp8.030/kg. Sampai saat ini sudah tercapai sekitar 12.000 ton," tuturnya.

Terkait dengan hal itu, dia meminta Kepala Bulog Subdivre Banyumas agar bisa memenuhi target yang sebesar 20.000 ton hingga akhir tahun 2017.

Ia mengaku sangat berharap kepada Bulog Subdivre Banyumas karena dalam satu bulan ini, dari enam subdivre di Jawa Tengah, kontribusi dari Banyumas cukup bagus.

"Jadi, 8.000 ton Insya Allah bisa tercapai. Saya berharap bisa tercapainya bulan November atau minggu pertama bulan Desember sehingga bisa menambah lagi serapannya untuk mendukung subdivre lain yang luasan panennya sudah tipis sekali seperti Subdivre Kedu," tegasnya.

Disinggung mengenai realisasi penyerapan beras di Jawa Tengah, Momon mengatakan hingga saat ini baru mencapai kisaran 58-59 persen dari target atau prognosa tahun 2017 yang sebesar 602.000 ton.

Dengan adanya fleksibilitas harga melalui cadangan stabilitas harga pangan (CSHP), kata dia, Jawa Tengah diberi target sekitar 100.000 ton dan hingga saat ini baru tercapai sekitar 40 persen atau 40.000 ton.

"Jadi diharapkan sampai akhir Desember, yang 60.000 ton bisa terpenuhi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bulog Subdivre Banyumas Setio Wastono mengaku optimistis dapat merealisasikan target penyerapan beras sebanyak 20.000 ton dengan harga pembelian sebesar Rp8.030/kg meskipun untuk pengadaan berdasarkan prognosa tahun 2017 yang sebanyak 92.000 ton baru terealisasi sekitar 48.000-49.000 ton.

"Kalau yang 20.000 ton, Insya Allah bisa tercapai," katanya.

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024