Purwokerto, ANTARA JATENG - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengantisipasi kerusakan jalan nasional di jalur selatan Jawa Tengah yang disebabkan oleh tingginya curah hujan di wilayah itu.

"Kami telah menyiapkan peralatan dan bahan. Kalau hujannya terus-menerus, menyebabkan kerusakan jalan, ya langsung perbaikan," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah Purworejo-Wangon Farman Ali saat dihubungi dari Purwokerto, Senin.

Ia mengakui tingginya curah hujan di wilayah Jateng bagian selatan telah berdampak pada kerusakan jalan nasional berupa munculnya lubang seperti di sekitar Jembatan Soeharto, Kabupaten Banyumas.

Oleh karena itu, pihaknya segera menambal lubang-lubang tersebut agar aman dilalui pengguna jalan meskipun tidak mulus.

Lebih lanjut, dia mengatakan perbaikan jalan secara permanen di jalur selatan Jateng dilakukan secara bertahap seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Rencana perbaikan selalu ada, tiap tahun paling 2 kilometer, 3 kilometer, tidak menerus sepanjang jalan," katanya.

Dalam hal ini, dia mencontohkan beberapa perbaikan atau pelebaran jalan nasional jalur selatan Jateng, antara lain di ruas Sampang-Buntu dan Rawalo-Wangon.

Akan tetapi, dia mengaku belum mengetahui secara pasti pekerjaan tersebut akan menggunakan konstruksi beton ataukah aspal "hotmix".

"Tergantung desainernya, kami belum tahu pasti apakah konstruksi beton ataukah aspal," tegasnya.

Sama seperti yang dilakukan terhadap ruas jalan nasional Purworejo-Wangon, langkah antisipasi kerusakan juga dilakukan di ruas jalan nasional Wangon-perbatasan Jawa Barat dan Wangon-Ajibarang yang banyak terdapat titik rawan longsor maupun ambles.

PPK PJN Wilayah Wangon-Batas Jabar dan Wangon-Ajibarang Djoko Satrio mengatakan pihaknya telah menyiapkan alat berat di sejumlah titik guna mengantisipasi terjadinya longsoran maupun jalan ambles.

"Kami menyiapkan empat grup beserta peralatan untuk mengantisipasi genangan air, barangkali ada lubang. Kemudian untuk pekerjaan rawan longsor, kami sudah sediakan pancang beton jika sewaktu-waktu terjadi longsor di salah satu titik," katanya.

Dia mengakui jika saat sekarang ada dua titik longsoran yang harus ditangani dan pihaknya telah memrogramkan penanganannya menggunakan pancang beton.

Menurut dia, titik longsoran tersebut berada di Km 38 ruas Wangon-Karangpucung (jalur selatan Jateng, red.) sisi kiri namun hanya mengenai bahu jalan dan sudah mulai dikerjakan, serta Km 53 ruas Ajibarang-Wangon sisi kiri (jalan penghubung jalur pantai utara dengan jalur selatan, red.).

"Untuk longsor di Km 53 ruas Ajibarang-Wangon cukup dengan pemasangan batu dan ring beton," jelasnya.

Lebih lanjut, Djoko mengatakan ruas Lumbir-Karangpucung khususnya Km 38 hingga Km 45 paling banyak titik rawan longsor namun sebagian telah ditangani pada tahun 2016 sebanyak 10 titik.

Menurut dia, pihaknya saat ini berupaya mengantisipasi titik-titik rawan yang harus harus ditangani berdasarkan hasil evaluasi dan analisis.

Sementara untuk titik rawan longsoran dari bukit di ruas Jalan Raya Panulisan, Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, yang berada di dekat perbatasan Jabar, dia mengatakan pihaknya telah menyiagakan alat berat di Km 82 untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsoran yang menutup badan jalan.

"Untuk penanganan titik rawan ambles di ruas jalan nasional yang melintasi kebun Cikukun antara Majenang dan Wanareja, kami programkan pada tahun 2018," katanya.

Disinggung mengenai rencana pelebaran jalan di jalur selatan Jateng ruas Wangon-batas Jabar, dia mengatakan hal itu direncanakan untuk melanjutkan pekerjaan sebelumnya, yakni Km 82 hingga Km 82+300 atau dari Jembatan Cijalu menuju ruas jalan yang telah dilebarkan menjadi 8 meter dan Km 86 hingga Km 87+500.

"Jadi pelebarannya kira-kira sepanjang 2 kilometer, rencananya menggunakan aspal," katanya. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor :
Copyright © ANTARA 2024