Magelang, ANTARA JATENG - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk akan memperkuat pasar domestik menghadapi persaingan pangsa pasar dengan semakin banyaknya industri persemenan secara nasional.

"Sudah ada hampir 19 industri (persemenan, red)," kata Kepala Biro Komunikasi PT Semen Indonesia Sigit Wahono saat "Jagong Gayeng Semen Indonesia Bersama Media", di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.

Menurut dia, Semen Indonesia akan mengoptimalkan 75 persen dari produksi semennya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik untuk mempertahankan pangsa pasar di kisaran 40-42 persen.

Sebenarnya, kata dia, persemenan secara nasional mengalami "oversuplly" sekitar 30 juta ton/tahun jika semua industri semen berproduksi secara "full" yang bisa menghasilkan 90 juta ton/tahun.

"Kalau semuanya (industri semen, red.) `full` produksi bisa menghasilkan 90 juta ton semen/tahun, sementara kebutuhan semen secara nasional sekitar 60 juta ton/tahun," katanya.

Beberapa industri semen, kata dia, memilih mengurangi operasinya untuk penyesuaian terhadap "oversupply", namun Semen Indonesia tetap berproduksi penuh dengan kapasitas 30 juta ton/tahun.

"Nyatanya, produksi 30 juta ton itu terserap semua di pasar. Ya, memang ada risiko harga turun untuk menghadapi persaingan harga antarkompetitor. Harus ada penyesuaian harga," katanya.

Namun, Sigit optimistis kebutuhan semen secara nasional akan terus naik seiring terbangunnya infrastruktur penunjang secara merata yang berdampak terhadap geliat aktivitas perekonomian.

"Makanya, kenapa kami fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri. Industri konstruksi tumbuh 6 persen dari rata-rata 5,7 persen sehingga kebutuhan semen akan meningkat," katanya.

Kemudian, kata dia, 15 persen produksi akan dikembangkan untuk produk turunan semen, seperti "Maxstrength Cement" untuk beton, Super White Semen, "grassboard", dan sebagainya.

"Sisanya, yakni 10 persen untuk ekspor, seperti ke beberapa negara Asia, dan Australia. Untuk sembilan negara Asia sudah bisa ekspor, Juni kemarin Tonasa ngirim semen ke Filipina," katanya.

Selain itu, Sigit menambahkan Semen Indonesia Total Solution (Sitos) juga disiapkan sebagai strategi menghadapi persaingan pasar dengan menghadirkan kebutuhan konsumen dari hulu ke hilir.

"Kami lakukan penataan ulang anak perusahaan, misalnya menyatukan anak usaha dengan bidang usaha yang sama. Semen Indonesia kan juga punya tujuh anak usaha nonsemen dan 22 anak usaha bidang jasa," pungkasnya.

Sementara itu, Achmad Zaenal Muttaqin, mewakili Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah mengatakan komunikasi antara media dan Semen Indonesia di Jateng selama ini sudah berjalan baik.

"Media juga bertindak proporsional dan profesional. Artinya, tidak hanya memberitakan yang baik, tetapi fungsi kontrol sosial tetap dilakukan," kata Kepala Biro LBKN ANTARA Jateng itu.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024