Semarang, ANTARA JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan bahwa wartawan harus kritis terhadap pemerintah sekaligus memberi masukan konstruktif demi kebijakan publik yang lebih baik.
"Namun, dalam menjalankan kritik, wartawan juga wajib konfirmasi dan tabayun agar beritanya mampu mengedukasi masyarakat sehingga tidak sepihak," katanya dalam dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono pada pembukaan Uji Kompetensi Wartawan IV yang diadakan Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Tengah di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, sejauh ini UKW yang dilakukan oleh PWI Jateng berdampak positif dengan melahirkan banyak wartawan yang kompeten sehingga menciptakan pers yang sehat dan mampu mencerdaskan, memotivasi, menginspirasi, serta mampu membangkitkan masyarakat untuk berprestasi.
Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, Sasongko Tedjo, di tempat sama mengatakan sampai saat ini sudah sekitar 10.000 wartawan yang menjalani UKW dari tiga organisasi profesi terverifikasi Dewan Persn, yakni PWI, AJI, dan IJTI. Dari jumlah tersebut, 8.000-an di antaranya dihasilkan oleh UKW PWI.
"PWI menargetkan hingga akhir 2018 sebanyak 12.000 anggota PWI sudah mengikuti UKW," katanya.
Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud NS menyatakan sepanjang tahun 2017 PWI Jateng sudah menggelar empat kali UKW di tiga daerah, yakni di Pati (14 peserta), Kudus (21), dan Kota Semarang masing-masing 49 peserta dan 28 peserta sehingga total sebanyak 112 anggota PWI dari tiga tingkatan (muda, madia, dan utama).
"UKW merupakan bagian dari tanggung jawab profesi dan moral kita untuk menghasilkan wartawan yang profesional," katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di tempat sama menyatakan untuk membangun kota yang lebih baik harus mendapatkan dukungan empat pihak, yakni pemerintah, pengusaha, warga, dan pewarta (media).
"Ibarat mobil, keempat roda tersebut selama ini berjalan baik. Keempatnya bisa berjalan bersama-sama," katanya.
Sebelumnya, Ketua PWI Jateng dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Semarang Gunawan Witjaksana meneken nota kesepahaman kerja sama.
"Namun, dalam menjalankan kritik, wartawan juga wajib konfirmasi dan tabayun agar beritanya mampu mengedukasi masyarakat sehingga tidak sepihak," katanya dalam dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono pada pembukaan Uji Kompetensi Wartawan IV yang diadakan Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Tengah di Semarang, Jumat.
Menurut Ganjar, sejauh ini UKW yang dilakukan oleh PWI Jateng berdampak positif dengan melahirkan banyak wartawan yang kompeten sehingga menciptakan pers yang sehat dan mampu mencerdaskan, memotivasi, menginspirasi, serta mampu membangkitkan masyarakat untuk berprestasi.
Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, Sasongko Tedjo, di tempat sama mengatakan sampai saat ini sudah sekitar 10.000 wartawan yang menjalani UKW dari tiga organisasi profesi terverifikasi Dewan Persn, yakni PWI, AJI, dan IJTI. Dari jumlah tersebut, 8.000-an di antaranya dihasilkan oleh UKW PWI.
"PWI menargetkan hingga akhir 2018 sebanyak 12.000 anggota PWI sudah mengikuti UKW," katanya.
Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud NS menyatakan sepanjang tahun 2017 PWI Jateng sudah menggelar empat kali UKW di tiga daerah, yakni di Pati (14 peserta), Kudus (21), dan Kota Semarang masing-masing 49 peserta dan 28 peserta sehingga total sebanyak 112 anggota PWI dari tiga tingkatan (muda, madia, dan utama).
"UKW merupakan bagian dari tanggung jawab profesi dan moral kita untuk menghasilkan wartawan yang profesional," katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di tempat sama menyatakan untuk membangun kota yang lebih baik harus mendapatkan dukungan empat pihak, yakni pemerintah, pengusaha, warga, dan pewarta (media).
"Ibarat mobil, keempat roda tersebut selama ini berjalan baik. Keempatnya bisa berjalan bersama-sama," katanya.
Sebelumnya, Ketua PWI Jateng dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Semarang Gunawan Witjaksana meneken nota kesepahaman kerja sama.