Semarang, ANTARA JATENG - Axa dan Axa Mandiri membantu meningkatkan literasi keuangan kepada kalangan pelajar SMA yang sekarang ini sudah diikuti 2.000 siswa di enam kota besar di Indonesia.

"Sebelum menggunakan pelayanan industri keuangan masyarakat harus mengetahui dan paham terlebih dulu. Ini pentingnya literasi keuangan," kata Chief Corporate Affairs Officer AXA Indonesia Benny Waworuntu di Semarang, Kamis.

Hal itu diungkapkannya di sela program "Siswa Cerdas Siswa Mandiri" di SMA Negeri 3 Semarang yang diikuti 200 siswa bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Kegiatan serupa telah dilaksanakan di Yogyakarta, Medan, Surakarta, Pekanbaru, dan Padang dengan jumlah siswa yang berpartisipasi 1.800 orang sehingga ditambah Semarang sudah ada 2.000 siswa.

Benny menjelaskan literasi keuangan itu merupakan program rutin Axa dan Axa Mandiri sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap pentingnya literasi keuangan kepada seluruh masyarakat.

Berdasarkan data OJK, literasi keuangan masyarakat Indonesia masih cukup rendah di angka 29,66 persen, padahal perannya signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan industri keuangan.

"Sudah dua kali OJK melakukan survei mengenai literasi dan inklusi keuangan. Literasi itu kaitannya pengetahuan, inklusi ke penggunaan. Ternyata, angka literasi dan inklusi keuangan masih rendah," katanya.

Setelah Semarang, kata dia, rencananya kegiatan serupa akan diteruskan di kota-kota besar lain, seperti Jakarta dan Denpasar sehingga semain banyak generasi muda paham literasi keuangan.

"Program ini juga akan diadakan di kota-kota besar lain, seperti Jakarta dan Denpasar. Tentu saja, kegiatan yang kami lakukan ini juga untuk mendukung Bulan Inklusi Keuangan yang digagas oleh OJK," kata Benny.

Director of Operations AXA Mandiri Financial Services Ni Nyoman Trisnasari menambahkan literasi keuangan sudah dilakukan sejak 2015 dengan menyasar banyak kalangan, mulai guru PAUD, siswa SMP-SMA, hingga ibu rumah tangga.

"Dengan literasi keuangan akan menjadi `aware` dan paham sehingga bisa mengaplikasikannya dalam hidup secara lebih baik, terutama dalam pengelolaan keuangan, paham risikonya, dan sebagainya," katanya.

Koming, sapaan akrab Nyoman mengatakan tingkat literasi keuangan sangat berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, sebab semakin tinggi maka perekonomian bergerak naik yang menunjukkan kesejahteraan.

Apalagi, kata dia, para siswa merupakan generasi penerus bangsa yang harus memahami pengelolaan keuangan dasar secara baik sehingga mampu mencetak perencana keuangan yang cerdas dan bijak.

"Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan, kami ingin ikut andil dalam berkontribusi bagi negeri melalui pemberian materi literasi keuangan ini," pungkas Koming.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024