Semarang, ANTARA JATENG - Pengelola Desa Wisata Lembah Kalipancur, Semarang, menginvestasikan sebesar Rp1,5 miliar untuk memboyong sebuah bangkai pesawat sebagai salah satu "spot" unggulan wisatanya.
"Sebenarnya, bangkai pesawat sudah didatangkan ke sini sekitar 2015. Namun, sekarang ini masih kami renovasi," kata Supervisor Desa Wisata Lembah Kalipancur Semarang Kartika di Semarang, Jumat.
Bangkai pesawat itu tidak dikirimkan dalam bentuk utuh, kata dia, melainkan bagian per bagian dari Bandung dan Jakarta yang kemudian dirakit sendiri hingga menjadi utuh seperti pesawat pada umumnya.
Diakuinya, proses perakitan bodi pesawat bukan perkara mudah sehingga sampai harus didatangkan alat berat untuk merangkai bodi pesawat dengan ukuran bagian demi bagian yang sangat besar.
"Pesawat ini masih kami renovasi karena rencananya mau dibikin jadi tempat `meeting` yang disewakan untuk umum. Kalau cuma sekadar berfoto atau melihat dari dekat, ya, tidak perlu menyewa," katanya.
Menurut dia, tempat "meeting" di dalam pesawat itu akan menjadi daya tarik tersendiri karena menawarkan sensasi rapat atau pertemuan serasa di dalam pesawat terbang meski tidak terbang sungguhan.
Untuk renovasi yang dilakukan, kata dia, tahapannya juga cukup rumit, seperti interior dengan pemasangan plafon di atap ruangan, pemasangan AC (air conditioner), pemberian meja kursi, dan peredam suara.
"Kalau eksterior, ini pengecatan badan pesawat sudah berjalan. Cat yang digunakan juga bukan cat pada umumnya, melainkan cat khusus. Nantinya, di ornamen-ornamen sekitar pesawat juga ditata rapi," katanya.
Proses renovasi bangkai pesawat itu, kata dia, progresnya sekarang ini sudah mencapai 70 persen dengan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp50-100 juta.
"`Meeting room" ini nantinya akan disewakan dengan harga cukup tinggi. Namun, pengunjung tetap boleh melihat dari dekat, asal tidak masuk ke dalam ruangan," kata Kartika yang mengaku tarif sewanya masih dibahas.
Sebagai "spot" unggulan wisata yang jarang dimiliki objek wisata lain, ia mengakui jika bangkai pesawat itu kerap menjadi objek kejahilan pengunjung, seperti aksi corat-coret hingga pengunjung yang nekat naik ke atas pesawat.
"Kami cukup gerah dengan perilaku tidak bertanggung jawab pengunjung jahil yang mencorat-coret badan pesawat. Papan imbauan sudah dipasang, namun tidak digubris. Belum pengunjung yang nekat naik, kan sangat berbahaya," katanya.
Desa Wisata Lembah Kalipancur berada di jalur menuju Gunungpati, Semarang, yang mudah diakses dengan tiket masuk sangat terjangkau, yakni Rp3.000/orang, ditambah ongkos parkir Rp2.000.
Beragam "spot" wisata dan fasilitas tersedia, mulai "farm zoo", yakni semacam kebun binatang yang bisa menjadi media edukasi bagi anak-anak dan danau buatan yang bisa disusuri menggunakan perahu.
"Setiap hari, kurang lebih ada 50-100 wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Lembah Kalipancur, sementara jika hari libur atau Minggu bisa melonjak menjadi 500-700 wisatawan," pungkas Kartika.
"Sebenarnya, bangkai pesawat sudah didatangkan ke sini sekitar 2015. Namun, sekarang ini masih kami renovasi," kata Supervisor Desa Wisata Lembah Kalipancur Semarang Kartika di Semarang, Jumat.
Bangkai pesawat itu tidak dikirimkan dalam bentuk utuh, kata dia, melainkan bagian per bagian dari Bandung dan Jakarta yang kemudian dirakit sendiri hingga menjadi utuh seperti pesawat pada umumnya.
Diakuinya, proses perakitan bodi pesawat bukan perkara mudah sehingga sampai harus didatangkan alat berat untuk merangkai bodi pesawat dengan ukuran bagian demi bagian yang sangat besar.
"Pesawat ini masih kami renovasi karena rencananya mau dibikin jadi tempat `meeting` yang disewakan untuk umum. Kalau cuma sekadar berfoto atau melihat dari dekat, ya, tidak perlu menyewa," katanya.
Menurut dia, tempat "meeting" di dalam pesawat itu akan menjadi daya tarik tersendiri karena menawarkan sensasi rapat atau pertemuan serasa di dalam pesawat terbang meski tidak terbang sungguhan.
Untuk renovasi yang dilakukan, kata dia, tahapannya juga cukup rumit, seperti interior dengan pemasangan plafon di atap ruangan, pemasangan AC (air conditioner), pemberian meja kursi, dan peredam suara.
"Kalau eksterior, ini pengecatan badan pesawat sudah berjalan. Cat yang digunakan juga bukan cat pada umumnya, melainkan cat khusus. Nantinya, di ornamen-ornamen sekitar pesawat juga ditata rapi," katanya.
Proses renovasi bangkai pesawat itu, kata dia, progresnya sekarang ini sudah mencapai 70 persen dengan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp50-100 juta.
"`Meeting room" ini nantinya akan disewakan dengan harga cukup tinggi. Namun, pengunjung tetap boleh melihat dari dekat, asal tidak masuk ke dalam ruangan," kata Kartika yang mengaku tarif sewanya masih dibahas.
Sebagai "spot" unggulan wisata yang jarang dimiliki objek wisata lain, ia mengakui jika bangkai pesawat itu kerap menjadi objek kejahilan pengunjung, seperti aksi corat-coret hingga pengunjung yang nekat naik ke atas pesawat.
"Kami cukup gerah dengan perilaku tidak bertanggung jawab pengunjung jahil yang mencorat-coret badan pesawat. Papan imbauan sudah dipasang, namun tidak digubris. Belum pengunjung yang nekat naik, kan sangat berbahaya," katanya.
Desa Wisata Lembah Kalipancur berada di jalur menuju Gunungpati, Semarang, yang mudah diakses dengan tiket masuk sangat terjangkau, yakni Rp3.000/orang, ditambah ongkos parkir Rp2.000.
Beragam "spot" wisata dan fasilitas tersedia, mulai "farm zoo", yakni semacam kebun binatang yang bisa menjadi media edukasi bagi anak-anak dan danau buatan yang bisa disusuri menggunakan perahu.
"Setiap hari, kurang lebih ada 50-100 wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Lembah Kalipancur, sementara jika hari libur atau Minggu bisa melonjak menjadi 500-700 wisatawan," pungkas Kartika.