Semarang, 7/10 (Antara) - Festival Warak Ngendok memeriahkan wisata Kelenteng Sam Poo Kong Semarang setiap akhir pekan, yakni Jumat, Sabtu, dan Minggu selama bulan Oktober 2017.
"Warak Ngendok dipilih sebagai ikon festival karena identik dengan Kota Semarang," kata Koordinator Festival Warak Ngendok Kelenteng Sam Poo Kong Indra Suryajaya di Semarang, Sabtu.
Warak Ngendok adalah binatang imajiner yang merupakan perpaduan bentuk naga, kambing, dan unta yang menggambarkan akulturasi tiga kebudayaan, yakni China, Jawa, dan Arab.
Biasanya, Warak Ngendok ditampilkan dalam karnaval budaya Dudgeran yang menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Semarang setiap menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Tak hanya ditampilkan dalam karnaval, replika-replika Warak Ngendok juga banyak diperjual-belikan sebagai mainan dan cinderamata dalam Pasar Rakyat Dudgeran.
Indra mengakui Warak Ngendok identik dengan perayaan Dugderan sehingga kali ini dihadirkan di Kelenteng Sam Poo Kong agar masyarakat bisa menikmatinya tidak hanya dalam Dugderan.
Menurut dia, Warak Ngendok memiliki nilai filosofi yang tinggi karena merupakan hasil akulturasi dari berbagai kebudayaan masyarakat yang ada di Semarang.
"Festival Warak Ngendok dimulai pukul 09.00-21.00 WIB setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu selama Oktober 2017. Silakan bagi masyarakat yang ingin menyaksikan," katanya.
Bagi wisatawan yang ingin melihat festival itu, kata dia, cukup membayar tiket masuk Rp8.000/orang untuk dewasa atau Rp5.000/orang untuk anak-anak.
Tak hanya itu, kata dia, para pengujung juga bisa menyaksikan beragam hiburan, seperti atraksi barongsai atau bisa pula menikmati beraneka kuliner yang disajikan.
"Untuk penggemar fotografi, kami juga gelar lomba foto Instagram dengan hadiah total senilai Rp10 juta bagi lima finalis setiap minggunya," kata Indra.
"Warak Ngendok dipilih sebagai ikon festival karena identik dengan Kota Semarang," kata Koordinator Festival Warak Ngendok Kelenteng Sam Poo Kong Indra Suryajaya di Semarang, Sabtu.
Warak Ngendok adalah binatang imajiner yang merupakan perpaduan bentuk naga, kambing, dan unta yang menggambarkan akulturasi tiga kebudayaan, yakni China, Jawa, dan Arab.
Biasanya, Warak Ngendok ditampilkan dalam karnaval budaya Dudgeran yang menjadi agenda rutin Pemerintah Kota Semarang setiap menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Tak hanya ditampilkan dalam karnaval, replika-replika Warak Ngendok juga banyak diperjual-belikan sebagai mainan dan cinderamata dalam Pasar Rakyat Dudgeran.
Indra mengakui Warak Ngendok identik dengan perayaan Dugderan sehingga kali ini dihadirkan di Kelenteng Sam Poo Kong agar masyarakat bisa menikmatinya tidak hanya dalam Dugderan.
Menurut dia, Warak Ngendok memiliki nilai filosofi yang tinggi karena merupakan hasil akulturasi dari berbagai kebudayaan masyarakat yang ada di Semarang.
"Festival Warak Ngendok dimulai pukul 09.00-21.00 WIB setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu selama Oktober 2017. Silakan bagi masyarakat yang ingin menyaksikan," katanya.
Bagi wisatawan yang ingin melihat festival itu, kata dia, cukup membayar tiket masuk Rp8.000/orang untuk dewasa atau Rp5.000/orang untuk anak-anak.
Tak hanya itu, kata dia, para pengujung juga bisa menyaksikan beragam hiburan, seperti atraksi barongsai atau bisa pula menikmati beraneka kuliner yang disajikan.
"Untuk penggemar fotografi, kami juga gelar lomba foto Instagram dengan hadiah total senilai Rp10 juta bagi lima finalis setiap minggunya," kata Indra.