Solo, ANTARA JATENG - Kerajinan memanfaatkan kain perca atau sisa-sisa konveksi batik yang diproduksi seorang perajin asal Jalan Kutai Timur 3 No. 15 Sumber Banjarsari, Solo banyak peminatnya.
Seorang perajin Agnesia Cristina (47) warga Jalan Kutai Timur 3 No.15 Sumber Banjarsari, Solo, Sabtu, mengatakan dengan memanfaatkan bahan baku kain perca batik dibuat menjadi bedcover, sarung bantal, dan tas awalnya iseng, tetapi ternyata banyak diminati masyarakat.
"Saya awalnya iseng sejak 2015 hingga sekarang ditekuni menjadi lahan bisnis untuk menambah penghasilan keluarga," kata Cristina.
Meskipun kerajinan produksinya mulai banyak pesanan dari berbagai daerah di Indonesia, tetapi Cristina mengaku minim tenaga kerja sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar.
"Saya hanya dibantu satu tenaga kerja, dan kemampuan produksi paling baru tiga hingga lima buah per bulan sehingga belum mampu memenuhi pesanan," katanya lagi.
Kerajinan bedcover dan sarung bantal pesanan datang dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Bogor, tetapi juga sampai ke mancanegara.
"Kami juga pernah mengirim barang kerajinan saya ke Polandia dan Korea Selatan. Mereka sangat berminat memiliki produknya," katanya lagi.
Menyinggung soal harga hasil produk kerajinannya, Cristina menjelaskan masih sangat terjangkau pasar karena jenisnya berbagai ragam sehingga harga bervariasi antara Rp450 ribu hingga Rp1 juta per buah.
"Kami juga memproduksi gantungan kunci dari bahan kain perca batik yang dijual antara Rp5.000 hingga Rp15.000 per buah," katanya.
Cristina mengakui cara pemasaran hasil produksi kerajinannya tersebut melalui on line, dan melalui pameran-pameran di berbagai kota di Pulau Jawa.
"Omzet kami paling rata-rata sekitar Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per per minggu," katanya pula.
Seorang perajin Agnesia Cristina (47) warga Jalan Kutai Timur 3 No.15 Sumber Banjarsari, Solo, Sabtu, mengatakan dengan memanfaatkan bahan baku kain perca batik dibuat menjadi bedcover, sarung bantal, dan tas awalnya iseng, tetapi ternyata banyak diminati masyarakat.
"Saya awalnya iseng sejak 2015 hingga sekarang ditekuni menjadi lahan bisnis untuk menambah penghasilan keluarga," kata Cristina.
Meskipun kerajinan produksinya mulai banyak pesanan dari berbagai daerah di Indonesia, tetapi Cristina mengaku minim tenaga kerja sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar.
"Saya hanya dibantu satu tenaga kerja, dan kemampuan produksi paling baru tiga hingga lima buah per bulan sehingga belum mampu memenuhi pesanan," katanya lagi.
Kerajinan bedcover dan sarung bantal pesanan datang dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Bogor, tetapi juga sampai ke mancanegara.
"Kami juga pernah mengirim barang kerajinan saya ke Polandia dan Korea Selatan. Mereka sangat berminat memiliki produknya," katanya lagi.
Menyinggung soal harga hasil produk kerajinannya, Cristina menjelaskan masih sangat terjangkau pasar karena jenisnya berbagai ragam sehingga harga bervariasi antara Rp450 ribu hingga Rp1 juta per buah.
"Kami juga memproduksi gantungan kunci dari bahan kain perca batik yang dijual antara Rp5.000 hingga Rp15.000 per buah," katanya.
Cristina mengakui cara pemasaran hasil produksi kerajinannya tersebut melalui on line, dan melalui pameran-pameran di berbagai kota di Pulau Jawa.
"Omzet kami paling rata-rata sekitar Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per per minggu," katanya pula.