Pekalongan, ANTARA JATENG - Kerajinan sapu gelagah yang diproduksi warga Desa Botosari, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mampu menembus pasar luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Bali, dan kota besar lainnya di Indonesia.

Anggota Kelompok Sapu Arjunasari Botosari Kecamatan Paninggaran, Kasir di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa melalui usaha kerajinan sapu gelagah itu, pengrajin mampu meraih keuntungan bersih Rp5 juta per bulan.

"Pangsa pasar pelaku usaha sapu gelagah, selain mencukupi kebutuhan konsumen lokal juga dijual ke sejumlah kota besar seperti Solo, Kudus, dan Klaten, bahkan sampai luar Jawa," katanya.

Ia mengatakan sapu gelagah terbuat dari ranting pohon gelagah atau tanaman semak-semak yang tumbuh di di tengah hutan.

Melalui ketrampilan para pengrajin, kata dia, kerajinan sapu gelagah di jual di pasaran dengan harga bervariasi yaitu Rp6 ribu hingga Rp12 ribu per sapu.

"Kami setiap bulan mampu mengirim 6 ribu sapu ke Solo. Adapun jika produk sapu melimpah juga dijual ke pasaran luar Jawa," katanya.

Kepala Desa Botosari, Abu Talah mengatakan bahwa 70 persen dari 2.400 warganya kini bekerja sebagai perajin sapu gelagah.

"Kerajinan sapu gelagah itu merupakan pekerjaan secara turun temurun bagi warga Desa Botosari. Jadi, sudah menjadi kebiasaan warga di sini, setiap pagi mereka mencari ranting gelagah di hutan," katanya.

Ia mengatakan untuk mengantisipasi berkurangnya pasokan bahan baku sapu, warga berinisiatif membudidayakan tanaman pohon gelagah di lahan perbukitan.

"Perajin sapu Desa Botosari bisa membutuhkan bahan baku sapu gelagah hingga 1,5 ton sehingga mereka berinisiatif membudidayakan tanaman pohon gelagah di perbukitan," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024