Pemalang, ANTARA JATENG - Para perajin konveksi yang ada di Desa Rowosari, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, didorong untuk memasarkan berbagai produknya melalui daring (online) agar lebih diketahui secara luas serta lebih laku.
"Ada sekitar 21 klaster disini dan jualannya sampai di seluruh Indonesia, tapi cara menjualnya rata-rata masih konvensional, maka kita harapkan bisa melalui `online`, menggunakan aplikasi Sadewa Market, siber UMKM itu kita coba dorong," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke sentra konveksi di Kabupaten Pemalang, Rabu.
Menurut Ganjar, kerajinan konveksi menjadi potensi ekonomi yang bisa berkembang di Kabupaten Pemalang, meskipun menghadapi berbagai kendala seperti permodalan, pengembangan desain, dan keorganisasian.
Tercatat ada 146 pengusaha konveksi di Desa Rowosari dengan serapan tenaga kerja 1.092 orang, tapi karena produsen tidak mengorganisasi diri dan pola penjualan masih konvensional maka hasil yang dicapai tidak maksimal.
"Kalau ini bisa diorganisasikan menjadi satu seperti koperasi maka akan menjadi kekuatan ekonomi yang tumbuh dari desa," ujarnya.
Mantan anggota DPR RI itu juga meminta perajin konveksi di Desa Rowosari lebih melek teknologi sehingga rantai penjualannya lebih efektif dan efisien.
"Selain itu perlu diversifikasi produk karena hari ini yang dibuat masih celana jeans saja, belum masuk ke pakaian perempuan umpama sarung dan tas atau barang lain berbahan jeans sehingga lebih bervariasi," katanya.
Untuk peningkatan produksi, kata Ganjar, diperlukan peremajaan alat kerja dan perajin bisa menjalin kerja sama dengan lembaga perbankan.
"Para perajin bisa kita arahkan ke BankJateng, melalui progr Mitra Jateng 25, tanpa jaminan atau pakai jaminan. Jaminan pola komersial pun kita siapkan. Ada dana bergulir kementerian, hnya mereka tahu atau tidak, maka info ini kita berikan kepada mereka," ujarnya.
"Ada sekitar 21 klaster disini dan jualannya sampai di seluruh Indonesia, tapi cara menjualnya rata-rata masih konvensional, maka kita harapkan bisa melalui `online`, menggunakan aplikasi Sadewa Market, siber UMKM itu kita coba dorong," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke sentra konveksi di Kabupaten Pemalang, Rabu.
Menurut Ganjar, kerajinan konveksi menjadi potensi ekonomi yang bisa berkembang di Kabupaten Pemalang, meskipun menghadapi berbagai kendala seperti permodalan, pengembangan desain, dan keorganisasian.
Tercatat ada 146 pengusaha konveksi di Desa Rowosari dengan serapan tenaga kerja 1.092 orang, tapi karena produsen tidak mengorganisasi diri dan pola penjualan masih konvensional maka hasil yang dicapai tidak maksimal.
"Kalau ini bisa diorganisasikan menjadi satu seperti koperasi maka akan menjadi kekuatan ekonomi yang tumbuh dari desa," ujarnya.
Mantan anggota DPR RI itu juga meminta perajin konveksi di Desa Rowosari lebih melek teknologi sehingga rantai penjualannya lebih efektif dan efisien.
"Selain itu perlu diversifikasi produk karena hari ini yang dibuat masih celana jeans saja, belum masuk ke pakaian perempuan umpama sarung dan tas atau barang lain berbahan jeans sehingga lebih bervariasi," katanya.
Untuk peningkatan produksi, kata Ganjar, diperlukan peremajaan alat kerja dan perajin bisa menjalin kerja sama dengan lembaga perbankan.
"Para perajin bisa kita arahkan ke BankJateng, melalui progr Mitra Jateng 25, tanpa jaminan atau pakai jaminan. Jaminan pola komersial pun kita siapkan. Ada dana bergulir kementerian, hnya mereka tahu atau tidak, maka info ini kita berikan kepada mereka," ujarnya.