Cirebon, ANTARA JATENG - Anggota DPR RI asal Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat, Maman Imanulhaq menyebutkan bahwa Majalengka sudah darurat
teroris setelah tertangkapnya terduga teroris Cirebon yang berasal dari
daerahnya.
"Majalengka sudah darurat teroris. Sudah banyak terduga teroris yang ditangkap aparat berasal dari Majalengka, semua harus introspeksi. Ada yang salah di Majalengka terkait pendidikan dan keagamaan," kata Maman melalui siaran pers yang diterima di Cirebon, Selasa.
Maman memaparkan bahwa dulu Majalengka dikenal sebagai daerah yang menghasilkan tokoh agama yang toleran, damai dan mencintai tanah air.
Seperti dua Abdul Halim yaitu KH. Abdul Halim PUI yang jadi pahlawan Nasional dan KH. Abdul Halim Leuwimunding yang jadi tokoh NU.
Jatiwangi, tempat adanya terduga teroris Imam Mulyana, adalah tempat kelahiran Ayip Rosidi dan Ayip Bakar, dua penulis hebat yang sangat terkenal.
"Inilah momentum kita kembali membangun Majalengka yang religius dan damai, melawan gerakan teroris. Inilah yang harus menjadi prioritas kita bersama saat ini," tururnya.
Untuk mencegah agar gerakan terorisme tidak berkembang luas, terutama di kalangan kaum muda, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengingatkan kaum muda untuk tidak mudah terprovokasi ideologi yang menyesatkan.
Dia juga memperingatkan agar kaum muda tidak mudah digiring untuk mengikuti paham-paham atau kelompok teror yang saat ini meresahkan dunia, seperti kelompok teror ISIS.
Untuk itu kata kang Maman, menjadi tugas orang tua agar selalu menjaga anaknya agar tidak terlibat paham yang selalu menebarkan kebencian, intoleransi dan radikalisme di ruang publik.
Kepada aparat keamanan, Maman yang juga Pimpinan Ponpes Al-Mizan Jatiwangi mengimbau agar bersikap tegas menanggapi aksi teror dan penyebaran paham radikal di masyarakat.
"Aparat harus cepat tanggap, jangan lakukan pembiaran jika hal itu terjadi di ruang publik, karena jika aksi dan penyebaran ajaran radikal dibiarkan, teroris akan lebih leluasa bergerak dan melakukan berbagai aksi yang membahayakan nyawa manusia, seperti pembunuhan dan penusukan," katanya lagi.
"Teror seperti ini yang harus kita lawan dengan sungguh-sungguh, perlawanan tidak hanya sekadar imbaun verbal atau slogan, tapi harus melibatkan berbagai kalangan dalam masyarakat karena terorisme adalah musuh kita bersama dan sangat membahayakan NKRI," ujar Maman menegaskan.
"Majalengka sudah darurat teroris. Sudah banyak terduga teroris yang ditangkap aparat berasal dari Majalengka, semua harus introspeksi. Ada yang salah di Majalengka terkait pendidikan dan keagamaan," kata Maman melalui siaran pers yang diterima di Cirebon, Selasa.
Maman memaparkan bahwa dulu Majalengka dikenal sebagai daerah yang menghasilkan tokoh agama yang toleran, damai dan mencintai tanah air.
Seperti dua Abdul Halim yaitu KH. Abdul Halim PUI yang jadi pahlawan Nasional dan KH. Abdul Halim Leuwimunding yang jadi tokoh NU.
Jatiwangi, tempat adanya terduga teroris Imam Mulyana, adalah tempat kelahiran Ayip Rosidi dan Ayip Bakar, dua penulis hebat yang sangat terkenal.
"Inilah momentum kita kembali membangun Majalengka yang religius dan damai, melawan gerakan teroris. Inilah yang harus menjadi prioritas kita bersama saat ini," tururnya.
Untuk mencegah agar gerakan terorisme tidak berkembang luas, terutama di kalangan kaum muda, politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengingatkan kaum muda untuk tidak mudah terprovokasi ideologi yang menyesatkan.
Dia juga memperingatkan agar kaum muda tidak mudah digiring untuk mengikuti paham-paham atau kelompok teror yang saat ini meresahkan dunia, seperti kelompok teror ISIS.
Untuk itu kata kang Maman, menjadi tugas orang tua agar selalu menjaga anaknya agar tidak terlibat paham yang selalu menebarkan kebencian, intoleransi dan radikalisme di ruang publik.
Kepada aparat keamanan, Maman yang juga Pimpinan Ponpes Al-Mizan Jatiwangi mengimbau agar bersikap tegas menanggapi aksi teror dan penyebaran paham radikal di masyarakat.
"Aparat harus cepat tanggap, jangan lakukan pembiaran jika hal itu terjadi di ruang publik, karena jika aksi dan penyebaran ajaran radikal dibiarkan, teroris akan lebih leluasa bergerak dan melakukan berbagai aksi yang membahayakan nyawa manusia, seperti pembunuhan dan penusukan," katanya lagi.
"Teror seperti ini yang harus kita lawan dengan sungguh-sungguh, perlawanan tidak hanya sekadar imbaun verbal atau slogan, tapi harus melibatkan berbagai kalangan dalam masyarakat karena terorisme adalah musuh kita bersama dan sangat membahayakan NKRI," ujar Maman menegaskan.